Misteri Pisau Meteor Firaun Berusia 3.400 Tahun, Bukan dari Mesir Kuno?

23 Februari 2022 10:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pisau Firaun Tutankhamun berusia 3400 tahun terbuat dari meteor. Foto: T. Matsui et al./Meteorit. Planet. Sci.
zoom-in-whitePerbesar
Pisau Firaun Tutankhamun berusia 3400 tahun terbuat dari meteor. Foto: T. Matsui et al./Meteorit. Planet. Sci.
ADVERTISEMENT
Arkeolog menemukan sebuah pisau di makam firaun Tutankhamun yang berusia 3.400 tahun pada 1922. Pemindaian komposisi logam menunjukkan bahwa pisau ini ditempa dari batu meteor. Penemuan terbaru membuka pertanyaan baru, apakah mungkin pisau ini berasal dari luar Mesir?
ADVERTISEMENT
Tutankhamun, kadang disingkat Raja Tut, adalah seorang firaun yang memimpin Mesir Kuno dari tahun 1333 Sebelum Masehi (SM) sampai 1323 SM. Tutankhamun lebih dikenal karena harta karun yang dibawa bersama makamnya. Penggalian arkeologi makam Raja Tut pada 1922 adalah salah satu penemuan terbesar arkeologi modern.
Peti matinya berlapis emas, lengkap dengan pajangan dan aksesori yang juga mengkilap karena emas. Dikutip dari Britannica, harta karun di makam Tutankhamun ini berisi furnitur, patung, pakaian, kereta, senjata, tongkat, dan banyak benda lainnya. Salah satu dari harta karun ini—yang sekilas tidak menarik—adalah sepasang pisau bersarung emas.
Pada 2016, pemindaian komposisi menunjukkan bahwa logam yang dilebur untuk membuat pisau ini berasal dari batu meteorit. Tim peneliti yang mempublikasikan penemuannya di jurnal Meteoritics and Planetary Sciences pada 20 Mei 2016 ini menulis bahwa kandungan nikel dan kobalt yang ada di pisau Tuthankhamun ini sangat identik dengan meteorit.
ADVERTISEMENT
“Mereka sudah paham di abad ke-13 SM bahwa bongkahan batu besi ini jatuh dari langit, mendahului kultur barat lebih dari dua millennium,” tulis tim peneliti. Penemuan ini “menyugestikan keahlian yang signifikan pada zaman Tutankhamin”
Sarkofagus Tutankhamun dipamerkan setelah renovasi makamnya di tahun 2019. Foto: Mohamed Abd El Ghany/REUTERS
Penelitian terbaru menungkap bahwa pisau ini mungkin tidak ditempa di Mesir Kuno. Takafumi Matsui dari Planetary Exploration Research Center, Chiba Institute of Technology, Jepang, bersama dengan kolega menyugestikan bahwa pisau luar angkasa ini mungkin merupakan hadiah diplomasi dari Mitanni, Anatolia, wilayah Turki saat ini.
Sebuah tablet Mesir Kuno bernama Amarna Letters, yang dibuat di masa sekitar zaman Raja Tut, mencatat adanya pemberian sebuah pisau bersarung emas dari raja di Mitanni untuk Amenhotep III, kakek dari Tutankhamun. Di sini terletak sebuah petunjuk, tapi belum menutup penjelasan lain, kata peneliti.
ADVERTISEMENT
Pada gagang pisau tersebut terdapat plester kapur (lime plaster) yang ketika zaman Tutankhamun belum umum di Mesir Kuno, tapi banyak ditemukan di sekitar Mitanni.
Penelitian in, yang dipublikasi di jurnal Meteoritics and Planetary Sciences juga menyorot pola Widmanstätten di permukaan logam pisau Raja Tut ini. Tekstur Widmanstätten ini menguatkan sugesti bahwa pisau Tutankhamun memeng berasal dari meteorit, khususnya meteorit besi oktahedrit. Tekstur Widmanstätten muncul ketika logam dilebur di suhu yang tak lebih dari 950° Celsius.
Aksesoris yang mirip dengan pisau meteor Tutankhamun juga ditemukan di Turki. Bernama Alaca Höyük iron dagger, pisau ini merupakan peninggalan Hattian Cultrure yang hidup 1000 tahun sebelum era Tutankhamun.