Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Misteri Suku Tasaday, Orang ‘Zaman Batu’ yang Hidup di Era Modern
21 September 2022 6:38 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Antara tahun 1970-an hingga 1980-an, sekelompok orang yang tinggal di hutan Pulau Mindanao, Filipina, telah menarik perhatian media dan antropolog. Pertama, karena gaya hidupnya yang aneh, dan kedua adanya unsur penipuan.
ADVERTISEMENT
Mereka disebut suku Tasaday, pertama kali ditemukan pada 1971. Kelompoknya terdiri dari 26 orang yang tinggal di dalam gua, mengenakan pakaian kecil, menggunakan alat zaman batu, dan punya bahasa sendiri.
Tanpa kontak dan pengetahuan tentang dunia luar, mereka menghabiskan hidupnya dengan berburu-memulung. Dengan kata lain, suku Tasaday tidak tahu caranya bertani.
"Meski ekonomi mereka secara tradisional didasarkan pada pengumpulan makanan, mereka telah belajar sejak tahun 1966 untuk menjebak beberapa jenis hewan," tulis sebuah laporan pada tahun 1972 sebagaimana dikutip IFL Science.
Laporan itu menjadi sebuah penemuan besar dan dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. National Geographic bahkan membuat film dokumenter tentang suku Tasaday. Tahun berikutnya, Manuel Elizalde Jr, seorang politisi kaya raya yang memimpin tim penemuan, mendirikan kamp-kamp di sekitar tempat tinggal Tasaday dengan tujuan untuk mengamati suku tersebut.
ADVERTISEMENT
Politisi, selebritas, dan jurnalis diizinkan berkunjung ke kamp untuk menyaksikan suku Tasaday menjalani kehidupan ‘Zaman Batu’ mereka, tapi tidak untuk para ilmuwan dan antropolog. Hanya beberapa antropolog yang dipilih Elizalde Jr yang diizinkan untuk mendekati orang Tasaday.
Pada akhir 1972, Presiden Filipina Ferdinand Marcos melarang pengunjung untuk datang ke tempat tinggal Tasaday. Seluruh area diisolasi sampai Marcos lengser pada 1986. Ketika orang-orang diizinkan lagi datang ke wilayah Tasaday, klaim hoaks mulai merebak.
Hoaks soal Tasaday
Seorang jurnalis asal Swiss mengaku telah mengunjungi Tasaday pada 1986. Ia melaporkan bahwa suku Tasaday hanyalah tipuan.
Artinya, kelompok ini sebenarnya telah di-setting oleh Elizalde. Jurnalis itu menulis, mereka sebenarnya adalah kelompok Manobos dan Tbolis yang diminta untuk menjalani hidup seperti orang gua primitif karena dijanjikan tanah dan uang.
ADVERTISEMENT
Bahkan, seorang antropolog bernama Jean-Paul Dumont mengatakan bahwa Tasaday sebenarnya adalah orang-orang berpendidikan tinggi. Dalam hal ini, Elizade disebut mendapatkan keuntungan dari penemuannya, termasuk uang untuk mendukung kelompok tersebut.
Kedua rumor yang beredar ini diragukan kebenarannya karena baik pernyataan yang dilontarkan jurnalis Swiss maupun Dumont tidak disertai bukti.
Penjelasan yang paling mungkin dan masuk akal adalah pernyataan yang menyebut kelompok Tasaday memang sepenuhnya terisolasi dari dunia luar, tapi tidak selama yang diucapkan Elizalde. Bukti ini ditemukan dalam bahasa yang mereka gunakan, memiliki kesamaan dengan bahasa lokal 150 tahun sebelumnya.
"Bahasa yang mereka gunakan tampaknya berbeda dari daerah sekitarnya, menunjukkan semacam isolasi dari bukti linguistik yang tersedia saat ini, saya menyimpulkan bahwa Tasaday mungkin telah hidup terisolasi dari kelompok lain, seperti yang mereka tegaskan secara konsisten, tetapi isolasi itu mungkin hanya berlangsung beberapa generasi, mungkin tidak lebih dari 150 tahun," tulis ahli bahasa, Lawrence Reid, yang menjelaskan tentang Tasaday pada 1992.
ADVERTISEMENT
“Jika tidak, perbedaan yang lebih besar akan terlihat antara ragam bahasa Tasaday dan kerabat terdekatnya.”
Pada 1988, Presiden Corazan Aquino menyatakan orang Tasaday sebagai kelompok minoritas asli, bagian dari kelompok suku Lumad di Filipina selatan. Namun banyak sarjana tetap skeptis, dan menganggap kita tidak lebih dekat dengan bukti konklusif jika semuanya benar.