Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Molekul Kimia Super Langka Ditemukan di Bulan Saturnus Titan, Apa Artinya?
29 Oktober 2020 18:25 WIB

ADVERTISEMENT
Salah satu bulan milik planet Saturnus, Titan, sudah sejak lama dikenal memiliki banyak keunikan. Kali ini, ilmuwan berhasil menemukan sebuah molekul kimia super langka yang bahkan tidak pernah ditemukan di alam atau atmosfer planet manapun.
ADVERTISEMENT
Molekul kimia yang berhasil diidentifikasi ilmuwan di atmosfer Titan adalah cyclopropenylidene (C3H2). Molekul ini sangat langka, bahkan ilmuwan hanya pernah menemukannya di laboratorium.
Ini juga merupakan penemuan C3H2 pertama di atmosfer sebuah planet atau bulan. Ilmuwan awalnya mengira senyawa ini hanya dapat bertahan adalah di luar angkasa.
“Kami berpikir bahwa Titan merupakan laboratorium alami yang ada di kehidupan nyata di mana kita dapat melihat (zat) kimia yang ada pada Bumi masa lampau ketika kehidupan belum ada di sini,” ujar ahli astrobiologi dari NASA Goddard Space Flight Center, Melissa Trainer.
Cyclopropenylidene sangat langka karena sifatnya yang sangat reaktif. Senyawa tersebut tidak dapat bertahan lama di sebuah atmosfer karena akan langsung bereaksi membentuk molekul organik.
ADVERTISEMENT
Ilmuwan juga memperkirakan bahwa C3H2 merupakan senyawa yang dapat membentuk kehidupan di suatu planet. Hal ini tentu menarik bagi para ilmuwan untuk meneliti penemuan ini lebih lanjut.
“Kami akan mencari molekul yang lebih besar dari C3H2, namun kami harus mengetahui apa yang terjadi di atmosfer untuk memahami reaksi kimia yang menghasilkan molekul organik kompleks dan jatuh sebagai hujan ke permukaan,” lanjut Trainer.
Sifatnya yang sangat reaktif membuat ilmuwan awalnya yakin cyclopropenylidene hanya dapat ditemukan di luar angkasa yang hampa sehingga tidak bereaksi dengan senyawa lain.
Titan memang terkenal karena keunikannya. Bulan milik Saturnus itu diketahui memiliki danau, awan, dan atmosfer yang terdiri dari hidrokarbon dan nitrogen. Hal ini membuat lingkungannya sangat mirip dengan planet Bumi.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2016, tim dari NASA meneliti Titan menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA). Tim tersebut menemukan jejak senyawa kimia yang unik dan belum pernah ditemukan sebelumnya.
“Ketika saya sadar bahwa saya sedang melihat cyclopropenylidene, pikiran pertama saya adalah, ‘ini cukup mengejutkan,’” ujar pemimpin penelitian tersebut, Conor Nixon.
“Titan sangat unik di tata surya kita. Ia sudah membuktikan dirinya bahwa ia adalah tempat harta karun bagi molekul-molekul kimia baru.”
Penemuan ini membuat para ahli semakin termotivasi untuk meneliti Titan lebih jauh. Sejak beberapa tahun terakhir, ilmuwan dari seluruh dunia tengah meneliti apakah Titan dapat menopang sebuah kehidupan layaknya Bumi.
“Kami tengah mencari tahu apakah Titan dapat dihuni,” ujar ahli geologi dari NASA Jet Propolsion Laboratory, Rosaly Lopes.
ADVERTISEMENT
“Jadi, kami ingin mengetahui senyawa apa yang ada turun ke permukaan dari atmosfer Titan, setelah itu, apakah material tersebut dapat menembus lapisan es menuju ke laut di bawahnya, karena kami berpikir bahwa laut tersebut menjadi tempat yang memiliki kondisi layak huni.”
(EDR)