Momen Langka, Paus Bungkuk Menyusui Anak di Bawah Air, Terekam Kamera

11 Juli 2023 17:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi paus bungkuk. Foto: Imagine Earth Photography/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi paus bungkuk. Foto: Imagine Earth Photography/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ilmuwan berhasil merekam fenomena langka detik-detik induk paus bungkuk menyusui anaknya di bawah air. Jejak susu yang keluar dari puting susu paus menyebar di kedalam Pasifik di lepas pantai Kolombia saat anak paus melepaskan diri setelah menghisap susu induknya.
ADVERTISEMENT
Setelah puas menyusu, anak paus seberat 900 kilogram terlihat naik ke permukaan untuk bernapas di Teluk Cupica. Menurut ahli biologi di Macuaticos Foundation yang merekam kejadian tersebut, Natalia Botero, momen paus memberi makan anaknya hanya pernah terekam dua kali dalam catatan sejarah.
“Terlepas dari upaya peneliti selama puluhan tahun, merekam proses menyusui (paus) sangat jarang terjadi,” kata Botero sebagaimana dikutip Science Alert. “Dari segi ilmiah, ini merupakan langkah penting, juga untuk konservasi.”
Ada pun rekaman diambil dengan menempelkan sensor di bagian belakang betis paus selama beberapa jam. Sensor tersebut memungkinkan peneliti merekam dan melacak pergerakan paus dengan GPS. Sensor juga bisa merekam suara yang dihasilkan paus.
Paus bungkuk biasanya mencari makan selama beberapa bulan di Semananjung Antartika dan Selat Magellan di Chile. Ribuan paus melakukan perjalanan panjang setiap tahun ke perairan hangat daerah tropis untuk berkembang biak di sepanjang Pasifik dan Kosta Rika hingga Peru.
ADVERTISEMENT
Dari Juni hingga November, perairan lepas Kolombia menjadi tuan rumah bagi paus bungkuk, cetacea raksasa yang dapat tumbuh hingga panjang 17 meter, berat 40 ton, dan bisa melakukan perjalanan hingga 8.500 km saat musim kawin tiba.
“Sementara paus bungkuk saat ini dilindungi dari perburuan komersial, mereka masih menghadapi berbagai ancaman,” kata Botero. “Dengan mempelajari lebih banyak tentang perilaku mereka… kita dapat mempromosikan tindakan konservasi yang tepat.”