Momen Langka Semut Obati dan Amputasi Kaki Temannya yang Cedera

8 Juli 2024 9:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi semut minta hujan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi semut minta hujan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Semut adalah makhluk yang luar biasa. Mereka mampu menavigasi medan magnet Bumi hingga menyemprotkan asam ke para musuhnya.
ADVERTISEMENT
Koloni kecil ini mampu melakukan hal-hal besar, baik sebagai kelompok maupun secara individu. Kini, sebuah studi baru yang terbit di jurnal Current Biology menemukan fakta bahwa semut bisa melakukan operasi, mengamputasi anggota tubuh temannya demi menyelamatkan nyawa mereka.
Semut tukang kayu florida (Camponotus floridanus) mampu mengobati semut lain yang mengalami cedera kaki. Uniknya, sebelum diobati, mereka akan menilai seberapa parah cedera kaki yang dialami temannya, mereka lalu akan membersihkan dan menentukan apakah akan diamputasi atau tidak.
Studi sebelumnya menemukan, spesies semut lain dapat mengobati luka dengan antibiotik di air liurnya. Namun, semut tukang kayu florida tidak memiliki kelenjar yang sama dengan spesies lain, sehingga pengobatan sepenuhnya dilakukan dengan metode mekanis.
ADVERTISEMENT
“Ketika kita berbicara tentang perilaku amputasi, ini menjadi satu-satunya kasus di mana amputasi yang canggih dan sistematis dilakukan oleh hewan kepada anggota spesiesnya di Kerajaan Hewan,” kata penulis utama studi Erik Frank, ahli ekologi perilaku dari University of Würzburg, Jerman.
Momen semut mengamputasi kaki rekannya karena cedera. Foto: Current Biology/Bart Zijlstra
Tim menemukan, saat ada temannya yang cedera, semut akan menilai cedera tersebut. Mereka kemudian akan melakukan dua opsi, pertama membersihkan luka saja, atau membersihkan luka diikuti dengan amputasi yang dapat memakan waktu hingga 40 menit.
Dalam penelitian tersebut juga ditemukan, saat semut mengalami cedera pada tulang bagian paha (kaki bagian atas), mereka biasanya akan membersihkan luka dan mengamputasinya. Sementara ketika cedera terjadi pada tulang kering (kaki bagian bawah), semut hanya akan membersihkan luka tersebut, dan tidak mengamputasinya.
ADVERTISEMENT
“Cedera femur yang mengharuskan mereka mengamputasi kaki memiliki tingkat keberhasilannya sekitar 90 hingga 95 persen. Dan untuk tibia, yang tidak diamputasi, tingkat keberhasilannya masih sekitar 75 persen,” kata Frank.
Keputusan semut untuk membersihkan luka atau mengamputasi kaki didasarkan pada risiko infeksi. Dengan menggunakan pemindaian mikro-CT, tim menemukan bahwa tulang paha terdiri dari banyak jaringan otot dan dapat memompa darah atau hemolimfa ke seluruh tubuh. Sebaliknya, tulang kering mengandung sangat sedikit jaringan otot, dan jauh lebih sedikit keterlibatannya dalam peredaran darah.
“Pada cedera tibia, aliran hemolimfa tidak terlalu terhambat, artinya bakteri dapat masuk ke dalam tubuh lebih cepat. Sementara pada cedera femur, kecepatan sirkulasi darah di kaki melambat,” jelas Frank.
Karena aliran darah di tulang paha melambat akibat cedera, semut akan lebih berat saat mengangkat tubuhnya, dan risiko penyebaran infeksi lebih rendah. Namun pada cedera tulang kering, aliran darah yang lebih cepat membuat risiko infeksi lebih tinggi, sehingga semut lebih memilih untuk membersihkan lukanya ketimbang mengamputasi karena memerlukan waktu lebih lama.
ADVERTISEMENT
“Jadi, karena mereka tidak dapat memotong kaki dengan cukup cepat untuk mencegah penyebaran bakteri berbahaya, semut mencoba membatasi kemungkinan infeksi mematikan dengan menghabiskan lebih banyak waktu untuk membersihkan luka tibia,” kata Laurent Keller, penulis senior dan ahli biologi evolusi dari University of Lausanne, Swiss.
Perilaku luar biasa ini menunjukkan bahwa semut tukang kayu florida dapat menemukan lokasi luka temannya dan menentukan perawatan berdasarkan cedera yang dialami, sehingga meningkatkan kelangsungan hidup bagi semut yang terluka. Tim tersebut yakin bahwa ini adalah kasus pertama hewan yang melakukan amputasi.
“Fakta bahwa semut mampu mendiagnosis luka, melihat apakah luka tersebut terinfeksi atau steril, dan mengobatinya sesuai kebutuhan dalam jangka waktu yang lama oleh individu lain—satu-satunya sistem medis yang dapat menandingi hal itu adalah sistem manusia,” kata Frank.
ADVERTISEMENT