Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Monyet Chimera Pertama Lahir di China: Jari Bersinar Kuning, Mata Hijau Menyala
13 November 2023 17:25 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Para ilmuwan China telah mengumumkan kelahiran primata super langka monyet chimera dengan penampilan unik, ujung jari bersinar kuning dan matanya berwarna hijau menyala.
ADVERTISEMENT
Diterbitkan di jurnal Cell, monyet jantan yang lahir di laboratorium ini merupakan hasil eksperimen lewat proses penggabungan sel induk dan dua embrio yang secara genetik berbeda dari spesies monyet yang sama untuk menghasilkan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis).
Dalam sains, hewan chimera diartikan sebagai organisme tunggal terdiri dari sel-sel yang berasal lebih dari dua orang tua. Dalam tubuh hewan chimera kali ini, sel dan jaringan yang terbentuk dari dua garis sel induk terpisah–satu dari embrio donor dan satu lagi dari embrio inang– terlihat jelas di otak, jantung, ginjal, hati, saluran pencernaan, testis, dan sel-sel sperma.
Dari 26 jenis jaringan berbeda yang diteliti ilmuwan pada monyet tersebut, kontribusi sel induk donor berkisar dari 21 hingga 92 persen. Persentase tertinggi terlihat pada jaringan otak. Sebelumnya, janin monyet chimera yang pernah lahir ke dunia dan meninggal memiliki kontribusi sel donor yang lebih rendah, hanya 0,1 hingga 4,5 persen.
ADVERTISEMENT
Monyet chimera atau chimeric baru ini mengubat statistik tersebut. Kendati begitu, dia hanya mampu bertahan sepuluh hari. Ini artinya, kesehatan si monyet masih menjadi masalah yang harus dipecahkan.
Salah satu yang paling mencolok dari monyet chimeric hasil penelitian CAS adalah ciri fisiknya yang unik. Monyet memiliki mata hijau menyala sementara bagian ujung jarinya berwarna hijau pudar sehingga terlihat kuning.
“Ini adalah tujuan yang telah lama dinantikan,” ujar Zhen Liu, ahli reproduksi dan salah satu penulis studi dari Chinese Academy of Sciences (CAS). “Secara khusus, penelitian ini dapat membantu kita menghasilkan model monyet yang lebih baik untuk mempelajari penyakit neurologis serta penelitian biomedis lainnya.”
Penulis utama studi yang merupakan ahli genetika di CAS, Jing Cao, mengatakan bahwa penelitian ini bisa membantu para ilmuwan untuk lebih memahami tahap awal diferensiasi sel induk pada primata , yang belum diteliti sebaik pada tikus.
ADVERTISEMENT
“Kami telah memberikan bukti kuat bahwa sel induk monyet memiliki kemampuan berdiferensiasi secara in vivo ke dalam berbagai jaringan yang menyusun tubuh monyet,” kata Miguel Esteban, peneliti dari CAS dan Beijing Genomics Institute. “Studi ini memperdalam pemahaman kita tentang potensi perkembangan sel induk pada spesies primata.”