Mulut Kotor Bisa Berdampak Buruk pada Kesehatan Jantung

15 Mei 2025 12:36 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Ilustrasi rongga mulut. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rongga mulut. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Mulut kerap digambarkan sebagai jendela kesehatan. Banyak penelitian yang mengungkap hubungan antara kebersihan gigi yang buruk dengan penyakit kardiovaskular. Meski area mulut dan penyakit ini tampak tidak berhubungan, kondisi kesehatan mulut nyatanya dapat berdampak pada jantung.
ADVERTISEMENT
Penyakit gusi dan infeksi mulut dapat memicu peradangan, membuat bakteri berbahaya masuk ke aliran darah, dan dalam kasus parah dapat menyebabkan infeksi pada jaringan jantung. Secara bersamaan, efek ini bisa menyebabkan kondisi kardiovaskular serius, terkadang mengancam jiwa.
Inti dari hubungan ini adalah periodontitis, suatu bentuk penyakit gusi parah yang disebabkan oleh penumpukan plak jangka panjang dan kebersihan mulut yang mendukung. Jika tidak diobati, plak akan mengiritasi dan meredang jaringan gusi, pada akhirnya menyebabkan gusi menyusut dan memburuk.
Kerusakan ini bikin bakteri mulut lebih mudah masuk ke aliran darah. Aktivitas sehari-hari seperti menyikat gigi, membersihkan gigi menggunakan benang, atau mengunyah dapat menjadi jalur bagi mikroba untuk bergerak melalui tubuh.
Begitu masuk ke aliran darah, bakteri dapat menempel pada endotelium, lapisan dalam pembuluh darah. Hal ini dapat mengganggu aliran darah sehingga infeksi lebih mudah menyebar ke seluruh tubuh, termasuk organ vital. Dalam kasus ekstrem, ini dapat menyebabkan kegagalan organ atau bahkan kematian.
Ilustrasi bau mulut. Foto: Doucefleur/Shutterstock

Peradangan dan infeksi

Peradangan sistemik merupakan faktor utama kesehatan mulut memengaruhi kesehatan jantung. Periodontitis kronis memicu respons imun berkepanjangan, meningkatkan kadar penanda inflamasi utama seperti protein C-reaktif dan sitokin.
ADVERTISEMENT
Molekul-molekul ini dapat merusak lapisan pembuluh darah dan berkontribusi pada perkembangan aterosklerosis, suatu kondisi yang bikin arteri menyempit, meningkatkan tekanan darah, bahkan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Kini peradangan diakui tidak hanya sebagai gejala penyakit kardiovaskular, tapi juga sebagai faktor pendorongnya. Penemuan ini menandakan bahwa perawatan mulut tidak hanya sekadar masalah kosmetik, tapi menjadi aspek penting untuk mencegah penyakit jantung.
Kebersihan mulut yang buruk juga dapat meningkatkan risiko infective endocarditis (IE), infeksi serius pada lapisan dalam atau katup jantung. Kondisi ini biasanya terjadi ketika bakteri mulut–terutama dari kelompok streptococcus viridans– memasuki aliran darah dan menempati area jantung yang rusak.
Orang dengan kelainan katup prostetik atau cacat jantung bawaan menjadi sangat rentan. Bagi pasien dengan katup prostetik atau kondisi jantung tertentu, dokter gigi dapat merekomendasikan antibiotik sebelum prosedur tertentu dilakukan untuk meminimalkan risiko infective endocarditis. IE merupakan keadaan darurat medis yang memerlukan perawatan antibiotik jangka panjang, atau dalam beberapa kasus pembedahan.
ADVERTISEMENT
Studi epidemiologi mendukung hubungan antara penyakit jantung dan mulut. Orang dengan penyakit gusi lebih mungkin menderita penyakit jantung. Meski studi ini tidak selalu membuktikan hubungan sebab akibat secara langsung, korelasinya cukup kuat, bahkan setelah memperhitungkan faktor risiko yang sama seperti merokok, diabetes, dan pola makan yang buruk.
Siswa mengikuti kegiatan sikat gigi massal dalam peringatan Hari Kesehatan Gigi Nasional di SDN Tanjungrejo 5, Mergan, Malang, Jawa Timur, Senin (12/9/2022). Foto: Ari Bowo Sucipto/Antara Foto
Satu studi menemukan bahwa orang dengan periodontitis memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengembangkan penyakit arteri koroner dibandingkan dengan mereka yang gusinya sehat. Studi lain menunjukkan adanya efek dosis respons, semakin parah penyakit gusi, semakin besar pula risiko kardiovaskularnya.

Mikrobioma mulut

Merokok, pola makan tidak sehat, konsumsi alkohol berlebih, dan diabetes, semua ini berkontribusi terhadap kesehatan mulut yang buruk dan penyakit jantung. Tembakau dapat melemahkan jaringan gusi dan menekan fungsi kekebalan tubuh. Sementara alkohol dapat mengeringkan mulut dan mengganggu mikrobioma mulut. Diabetes yang tak terkontrol dapat mengganggu sirkulasi dan memperlambat penyembuhan, memperburuk kondisi periodontal dan kardiovaskular.
ADVERTISEMENT
Studi menunjukkan, kebersihan mulut dapat memengaruhi kesehatan jantung melalui perubahan mikrobioma tubuh. Mulut yang tak terawat dengan baik memungkinkan bakteri berbahaya mengalahkan mikroba yang bermanfaat, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan yang dikenal dysbiosis. Ini dapat mengganggu fungsi kekebalan tubuh dan menyebabkan peradangan kronis serta aterosklerosis.
Untuk lebih jelasnya, kebersihan gigi yang baik tidak cukup untuk menghilangkan risiko penyakit jantung. Genetika, pola makan, olahraga, dan kondisi yang mendasarinya, semua ini memainkan peran penting. Menjaga kesehatan mulut adalah cara sederhana, efektif, dan bermanfaat untuk menjaga kesehatan preventif. Menyikat dan membersihkan gigi secara teratur, rutin konsul ke dokter gigi, dan perawatan penyakit gusi yang tepat semuanya dapat mengurangi risiko komplikasi sistemik.
Bagaimanapun, mulut lebih dari sekadar bagian awal dari sistem pencernaan, mulut memainkan peran penting dalam kesehatan secara keseluruhan. Hubungan antara kesehatan mulut dan penyakit jantung menggarisbawahi perlunya perawatan mulut sebagai bagian dari cara untuk mencegah penyakit mematikan. Dengan membiasakan diri menerapkan pola hidup sehat, seseorang tidak hanya melindungi senyum dan bau mulut, tapi juga menjaga jantung tetap sehat.
ADVERTISEMENT