Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Mumi Berumur 2.500 Tahun Ditemukan Kembali setelah 150 Tahun Diabaikan
29 Maret 2018 7:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB

ADVERTISEMENT
Bayangkan Anda sedang membersihkan gudang dan tiba-tiba menemukan mumi berumur 2.500 tahun saat membuka suatu peti mati. Menyeramkan?
ADVERTISEMENT
Bagi para peneliti di Australia, hal itu adalah anugerah tersendiri.
Ternyata saat University of Sydney menerima sarkofagus tersebut 150 tahun lalu, terjadi kesalahan dalam pendataannya yang mengatakan bahwa sarkofagus tersebut kosong.
Namun pada 2016, ketika para peneliti membuka tutup dari sarkofagus itu, mereka menemukan mumi tersebut. Keadaan mumi itu sudah sangat compang-camping dan hampir hancur.
Mereka kemudian berusaha menyelamatkan mumi itu dan sekaligus mempelajarinya.

Arti Penemuan Kembali Mumi Ini
Temuan ini memberikan kesempatan bagi para peneliti untuk bisa mempelajari mumi tersebut dan bagaimana manusia Mesir kuno hidup.
ADVERTISEMENT
"Kita bisa mulai mencari jawaban melalui tulang-belulangnya mengenai patologi, pola makan, penyakit, serta gaya hidup orang (mumi) itu --bagaimana mereka hidup dan mati," ujar Jamie Fraser, kurator senior Nicholson Museum.
Dari hieroglif, tulisan Mesir kuno, pada sarkofagus tersebut dijelaskan bahwa penghuninya adalah seorang perempuan bernama Mer-Neith-it-es.
Para peneliti meyakini bahwa Mer-Neith-it-es adalah pendeta tinggi di Mesir pada 600 S.M. Namun demikian, menurut laporan ABC News, ada kemungkinan bahwa penghuni dari sarkofagus bukanlah si Mer-Neith-it-es.
Sebab, sering kali mumi dalam sarkofagus diganti oleh penjual barang antik. Selain itu, dijelaskan juga bahwa mumi yang ditemukan kembali itu tidak lengkap dan tampak telah dijarah sebelumnya.
Namun demikian, temuan langka ini tetap sangatlah berarti bagi para peneliti. Sebab, mereka dapat memindai dan mempelajari tulang-belulang dari mumi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kita bisa mempelajari banyak hal," ujar Connie Lord, ahli sejarah Mesir kuno. "Ini adalah temuan yang luar biasa, saya tidak tahu apakah orang lain pernah menemukan hal yang sama," imbuhnya.