Mumi Kucing Bertaring Pedang Berusia 35.000 Tahun Ditemukan

19 November 2024 11:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mumi kucing bergigi pedang berusia 35.000 tahun. Foto: Science reports
zoom-in-whitePerbesar
Mumi kucing bergigi pedang berusia 35.000 tahun. Foto: Science reports
ADVERTISEMENT
Tim ilmuwan menemukan tubuh mumi kucing bertaring pedang yang terawetkan alami di lapisan es Arktik di Siberia. Meski usianya lebih dari 35.000 tahun, suhu di bawah nol telah menjaga spesimen ini dalam kondisi sangat baik, dengan bulu, kepala, badan, dan anggota tubuh yang masih utuh.
ADVERTISEMENT
Bangkai kucing bertaring pedang (Homotherium latidens) ditemukan pada 2020 lalu, terkubur di dalam lapisan es dekat Sungai Badyarikha di timur laut Yakutia, Rusia. Dalam jurnal penelitiannya di Scientific Reports, para peneliti dari Russian Academy of Sciences menulis:
“Untuk pertama kalinya dalam sejarah paleontologi, penampakan mamalia punah yang tidak memiliki analogi dalam fauna modern telah dipelajari.”
Hewan tersebut pada dasarnya adalah seekor anak kucing yang mati tiga minggu setelah dilahirkan. Sayangnya, usia yang sangat muda membuat dia belum mengembangkan gigi taring atas yang sangat panjang, yang menjadi ciri khas dari genus tersebut.
Para peneliti sudah sejak lama menduga mumi itu adalah kucing bertaring pedang. Hasil studi tenyata sukses memvalidasi dugaan tersebut dan kini menjadi spesimen sangat berharga untuk memahami lebih lanjut hewan yang telah punah ini.
ADVERTISEMENT
Kucing bergigi pedang ditemukan di bawah lapisan es di Rusia. Foto: Science reports
Para peneliti mencatat, kucing bertaring tajam muda memiliki perbedaan dengan anak singa modern yang seusia dengannya. Kucing bertaring tajam memiliki bentuk moncong yang tidak biasa, bukaan mulut yang besar, telinga kecil, tungkai depan yang memanjang, daerah leher tebal, dan warna bulu gelap. Para peneliti mencatat bahwa semua ini merupakan adaptasi klasik untuk hidup di iklim dingin.
Homotherium tersebar luas selama Zaman Es, mendiami wilayah seluruh Eurasia, Afrika, dan Amerika dengan spesies berbeda yang beradaptasi dengan setiap wilayah. Individu yang baru-baru ini ditemukan di Rusia termasuk dalam spesies H. latidens, hidup di Eurasia hingga sekitar 10.000 tahun lalu ketika Zaman Es terakhir usai.
Ia berbeda dari spesies sejenisnya yang hidup di Amerika Utara, H. serum, serta spesies Afrika, H. problematicum dan H. africanum. Sebagian besar sisa Homotherium ditemukan di Amerika Utara, menjadikan penemuan terbaru ini sebagai peluang berharga untuk mengungkap cabang genus Eurasia.
ADVERTISEMENT
“Penemuan mumi H. latidens di Yakutia telah memperluas pemahaman tentang distribusi genus dan mengonfirmasi keberadannya pada Pleistosen Akhir Asia,” tulis para peneliti dalam studinya, sebagaimana dikutip dari IFL Science.
Sejumlah spesies hewan purba telah digali dari lapisan tanah beku Siberia, termasuk badak berbulu, mamut, serigala, singa gua, dan burung, dalam beberapa tahun terakhir. Karena Neanderthal dan Denisova juga pernah mendiami Eurasia selama periode tersebut, apakah kita mungkin menemukan spesies manusia punah yang terawetkan di lapisan tanah beku pada suatu hari nanti? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.