NASA: 2022 Jadi Tahun Terpanas Bumi Kelima dalam Sejarah

13 Januari 2023 17:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penduduk setempat berkumpul dan menyaksikan kebakaran hutan membakar sebagian daerah pedesaan di sekitar Santa Juana, Chili, akibat gelombang panas, 30 Desember 2022.  Foto: Juan Gonzalez/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Penduduk setempat berkumpul dan menyaksikan kebakaran hutan membakar sebagian daerah pedesaan di sekitar Santa Juana, Chili, akibat gelombang panas, 30 Desember 2022. Foto: Juan Gonzalez/REUTERS
ADVERTISEMENT
NASA selesai mengumpulkan data semua sensor temperaturnya di Bumi dan luar angkasa selama 2022. Hasilnya, ada kenaikan temperatur rata-rata global yang membuat 2022 menjadi tahun terpanas kelima dalam catatan modern.
ADVERTISEMENT
Data temperatur 2022 sama dengan catatan 2015 dalam daftar tahun terpanas ke-5, dengan kenaikan 0,89 derajat Celsius di atas periode basis yang digunakan NASA (1951-1980).
“Iklim kita yang memanas sudah menunjukkan tanda-tanda: kebakaran hutan semakin intensif; badai semakin kuat; kekeringan mendatangkan malapetaka dan permukaan laut naik,” lanjut Nelson dalam pernyataan resmi.
Sembilan tahun terakhir telah menjadi tahun terpanas Bumi sejak pencatatan modern dimulai pada 1880. Artinya, suhu Bumi periode 2022 sekitar 1,11 derajat Celsius lebih panas daripada suhu panas rata-rata akhir abad ke-19.
“Alasan tren pemanasan adalah karena aktivitas manusia terus memompa gas rumah kaca dalam jumlah besar ke atmosfer, dan dampak planet dalam jangka panjang juga akan terus berlanjut,” kata Gavin Schmidt, direktur Goddard Institute for Space Studies (GISS), pusat pemodelan iklim terkemuka NASA.
ADVERTISEMENT
Arktik adalah wilayah yang mengalami pemanasan paling parah, hingga naik empat kali lipat dari rata-rata global.
Temperatur yang semakin hangat ini mendisrupsi iklim dan cuaca. Sejumlah anomali cuaca terjadi gelombang panas Eropa, banjir besar Pakistan, hingga kekeringan di sejumlah wilayah.
Tahun 2022 menjadi tahun terpanas ke lima berdasarkan data NASA, dan ke enam berdasarkan data NOAA. Tahun ini diisi dengan banyak fenomena cuaca ekstrem dan rekor baru panas. Foto: NOAA

Bagaimana data suhu panas Bumi dikumpulkan?

Analisis suhu global NASA diambil dari data yang dikumpulkan oleh stasiun cuaca dan stasiun penelitian Antartika, serta instrumen yang dipasang di kapal dan instrumen apung di laut.
Pengukuran suhu permukaan berbasis darat ini konsisten dengan data satelit yang dikumpulkan sejak 2002 oleh Atmospheric Infrared Sounder di satelit Aqua NASA dan dengan perkiraan lainnya.
NASA menggunakan periode 1951-1980 sebagai dasar untuk memahami bagaimana suhu global berubah dari waktu ke waktu. Garis dasar itu mencakup pola iklim seperti La Niña dan El Niño, serta tahun-tahun panas atau dingin yang tidak biasa karena faktor lain, memastikannya mencakup variasi alami suhu Bumi.
ADVERTISEMENT
Banyak faktor yang dapat memengaruhi suhu rata-rata pada tahun tertentu. Pada 2022, misalnya, menjadi salah satu rekor terpanas meski ada fenomena La Niña selama tiga tahun berturut-turut di Samudra Pasifik tropis. Ilmuwan NASA memperkirakan pengaruh pendinginan La Niña mungkin telah sedikit menurunkan suhu global (sekitar 0,06 derajat Celsius) dari suhu rata-rata di bawah kondisi laut yang lebih umum.

Beda versi dengan NOAA

National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) adalah lembaga sains negara AS yang lain yang khusus meneliti atmosfer dan kelautan. NOAA juga merilis data kenaikan suhu, yang mana tahun 2022 berada di peringkat keenam, bukan kelima.
Kenaikan temperatur 2022 dibandingkan base priode 1991-2020. Foto: NOAA
Sama dengan NASA, NOAA juga mengumpulkan catatan sejak 1880. Bedanya, NOAA menggunakan periode dasar (baseline period) yang sedikit berbeda, 1901 hingga 2000.
ADVERTISEMENT
NOAA mengukur 2022 punya kenaikan temperatur rata-rata 0,86 derajat Celsius sejak rata-rata abad ke-20, dan menjadikan 2022 sebagai tahun terpanas Bumi keenam tertinggi sejak 1880.