NASA Bagikan Foto Bumi Ada Titik 'Noda' Hitam, Apa Itu?

24 Juli 2021 9:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto Bulan dengan titik 'noda' hitam. Foto: NASA's Goddard Space Flight Center
zoom-in-whitePerbesar
Foto Bulan dengan titik 'noda' hitam. Foto: NASA's Goddard Space Flight Center
ADVERTISEMENT
NASA (National Aeronautics and Space Administration) membagikan foto penampakan Bumi yang tak biasa dari luar angkasa. Dalam foto yang dibagikan pada Rabu (21/7) di situs resmi NASA, Bumi terlihat memiliki noda hitam di atas Kutub Utara.
ADVERTISEMENT
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat itu menjelaskan bahwa titik noda hitam yang melayang di Kutub Utara tersebut adalah bayangan Bulan selama Gerhana Matahari Cincin bulan Juni lalu. Peristiwa gerhana itu yang membuat Bulan terlihat seperti noda di permukaan Bumi.
Foto tersebut diambil oleh NASA Earth Polychromatic Imaging Camera (EPIC) pada 10 Juni 2021, menggunakan kamera dan teleskop yang berada di satelit Deep Space Climate Observatory Satellite (DSCOVR) NOAA berjarak hampir 1 juta mil dari Bumi.
Satelit DSCOVR mengorbit di titik L1 Lagrange dianggap tidak stabil dalam skala sekitar 23 hari, karena satelit yang mengorbit posisi ini akan menjalani koreksi arah dan sikap secara teratur.
Foto Bulan dengan titik 'noda' hitam. Foto: NASA's Goddard Space Flight Center
Meskipun demikian, satelit itu dapat memberikan pemandangan matahari tanpa gangguan. Sehingga dapat memberikan foto kualitas tinggi, gambar warna Bumi yang lebih natural, yang berguna untuk memantau faktor-faktor seperti vegetasi planet, ketinggian awan, dan ozon.
ADVERTISEMENT
"Mengambil foto setengah Bumi yang diterangi matahari dari jarak empat kali lebih jauh orbit Bulan, tidak pernah berhenti memberikan kejutan, seperti kadang-kadang Bulan masuk ke dalam bidang pandang kita, atau Bulan memberikan bayangan di Bumi," kata Dr. Adam Szabo, Ilmuwan Proyek NASA dari DSCOVR dalam sebuah pernyataan.
Fenomena Gerhana Matahari Cincin sendiri terjadi tepat pada 10 Juni lalu, ketika Bulan melintas tepat di antara Bumi dan Matahari, sehingga akan menutupi cahaya Matahari sepenuhnya. Selama Gerhana Matahari Cincin, Bulan tidak sepenuhnya menutupi matahari saat melintas, sehingga meninggalkan bentuk cincin bercahaya matahari yang sering disebut "ring of fire".
Warga mengambil foto proses terjadinya gerhana matahari cincin di Hofuf, Arab Saudi. Foto: REUTERS / Hamad I Mohammed
Secara keseluruhan, Gerhana Matahari Cincin akan berlangsung sekitar 100 menit. Dimulai saat Matahari terbit di Ontario, Kanada. Kemudian jalur gerhana berputar melintasi bagian utara Bumi. Di tengah jalan, gerhana terbesar terjadi pada siang hari setempat di Greenland utara. Setelah itu, jalur gerhana cincin berayun di Kutub Utara. Dan berakhir saat matahari terbenam di timur laut Siberia.
ADVERTISEMENT
Indonesia pun tidak bisa melihat Gerhana Matahari sebagian, karena hanya akan nampak di Samudra Atlantik Utara dan sebagian besar Eropa. Selain itu, fenomena gerhana parsial juga bisa dilihat di bagian barat dan utara Asia.