Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
NASA Bikin Alat Pendeteksi Tsunami Berbasis GPS di Area Ring of Fire
5 Juni 2023 13:30 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Para ilmuwan di Jet Propulsion Laboratory NASA sedang menguji alat pendeteksi tsunami berbasis GPS. Alat itu disebut GUARDIAN singkatan dari GNSS Upper Atmospheric Real-time Disaster Information and Alert Network.
ADVERTISEMENT
Ketika tsunami muncul, puluhan kilometer persegi permukaan laut akan naik dan turun hampir bersamaan, mengganggu udara yang ada di atasnya. Udara yang terganggu beriak ke segala arah dalam bentuk suara berfrekuensi rendah dan gelombang gravitasi. Dalam beberapa menit, getaran ini bisa mencapai lapisan atmosfer paling atas.
Benturan gelombang tekanan berikutnya dengan partikel bermuatan dapat sedikit mendistorsi sinyal dari satelit navigasi terdekat.
“Meski alat navigasi biasanya berupaya untuk mengoreksi gangguan pada ionosfer, para ilmuwan dapat menggunakannya sebagai alarm penyelamat,” ujar Leo Martire, ilmuwan dari Jet Propulsion Laboratory NASA di California, AS, yang mengembangkan GUARDIAN.
ADVERTISEMENT
“Alih-alih mengoreksi hal ini sebagai sebuah kesalahan, kami memanfaatkannya sebagai data untuk mendeteksi bencana alam.”
GUARDIAN mampu menghasilkan snapshot dari gemuruh tsunami yang mencapai ionosfer hanya dalam waktu 10 menit. Artinya, dalam waktu 10 menit GUARDIAN sudah bisa mendeteksi tanda-tanda akan terjadinya tsunami, sehingga berpotensi memberikan peringatan dini tsunami satu jam sebelum ombak mencapai pesisir –tapi tergantung pada jarak asal tsunami dari pantai.
Sejauh ini GUARDIAN masih dalam tahap pengembangan dengan area pendeteksian difokuskan di Cincin Api Pasifik, di mana di area tersebut telah terjadi 750 kali tsunami dalam kurun waktu 1900 hingga 2015.
Adapun wilayah Cincin Api Pasifik meliputi Indonesia, Filipina, Malaysia, Jepang, Australia, dan Selandia Baru, Papua Nugini, dan negara-negara kepulauan seperti Kepulauan Solomon, Fiji, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
“Kami membayangkan GUARDIAN suatu hari nanti melengkapi instrumen berbasis darat dan laut yang sudah ada seperti seismometer, pelampung, dan pengukur pasang surut, yang sangat efektif tetapi tidak memiliki cakupan sistematis di laut terbuka,” kata Siddharth Krishnamoorthy, anggota tim pengembangan JPL NASA.
“Ketika terjadi gempa besar di dekat lautan, kami ingin segera mengetahui besaran dan karakteristik gempa tersebut untuk memahami kemungkinan terjadinya tsunami, dan kami ingin mengetahui apakah tsunami memang terjadi,” tambah Gerald Bawden, ilmuwan Earth’s Surface and Interior di NASA.
"Saat ini ada dua cara untuk mengetahui apakah tsunami terjadi atau tidak, yakni dengan pelampung DART NOAA dan pengamatan ionosfer GNSS. Jumlah pelampung terbatas dan harganya sangat mahal, sehingga sistem seperti GUARDIAN punya potensi besar untuk melengkapi sistem peringatan saat ini."
ADVERTISEMENT