Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Gunung berapi Hunga Tonga -Hunga Ha’apai 15 Januari lalu meledak sangat dahsyat hingga terlihat dari luar angkasa. Tak hanya berhasil menimbulkan tsunami mini sepenjuru Pasifik dan memakan korban jiwa, letusan gunung berapi ini juga menghasilkan shockwave yang mengelilingi bumi berkali-kali.
ADVERTISEMENT
NASA mengestimasi ledakan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha’apai melepas energi 100 kali lipat dari energi yang dilepaskan Little Boy, bom atom yang menghanguskan kota Hiroshima.
Tim peneliti yang dipimpin Jim Garvin menggunakan kombinasi citra satelit dan data survei untuk menghitung seberapa banyak batu yang menghilang, seberapa tinggi erupsi, dan beberapa faktor lain. Kemudian semua itu digabung untuk mengkalkulasi kekuatan ledakan yang dilepas gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha’apai.
“Ini adalah perkiraan awal, tetapi kami pikir jumlah energi yang dilepaskan oleh letusan itu setara dengan sekitar 4 hingga 18 megaton TNT” ujar Jim Garvin melalui blog NASA Earth Observatory.
Untuk perbandingan, letusan gunung Krakatau tahun 1883 melepas energi setara dengan 200 megaton TNT. Sementara Little Boy yang meratakan Hiroshima pada tahun 1945 melepas energi kira-kira 15 kiloton TNT.
ADVERTISEMENT
“Angka itu didasarkan pada seberapa banyak [batu] yang dihilangkan, seberapa tahan batu itu, dan seberapa tinggi awan erupsi [yang] diembuskan ke atmosfer pada berbagai kecepatan” lanjut Garvin.
Ledakan dahsyat 15 Januari tersebut memakan korban jiwa setidaknya 3 orang, berasal dari pulau utama Tonga yaitu Tongatapu. Ledakan tersebut juga merusak kabel internet Tonga yang menjadi akses internet utama penduduk Tonga. Kabel fiber optik tersebut adalah menampung mayoritas lalu lintas internet penduduk, selain internet satelit.
Shockwave atau gelombang kejut yang dihasilkan oleh gunung ini juga terpantau merambat atmosfer bumi sampai tiga kali. Sensor dari berbagai belahan dunia masih mendeteksi getaran udara letusan gunung Hunga Tonga-Hunga Ha’apai sampai 19 Januari, 4 hari setelah erupsi.
ADVERTISEMENT