NASA Pantau Asteroid Sebesar Bus yang Bergerak Menuju Bumi

7 Januari 2025 8:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi asteroid. Foto: Oliver Denker/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi asteroid. Foto: Oliver Denker/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebuah asteroid seukuran hampir sebesar bus TransJakarta sedang bergerak menuju Bumi. Ia melintas dengan jarak dua kali lebih dekat dari bulan.
ADVERTISEMENT
Asteroid tersebut diberi nama 2025 AB, merupakan salah satu dari sedikit asteroid yang ditemukan tahun ini dengan diameter sekitar 10 meter hingga 21 meter. Sebagai pembanding, rata-rata bus TransJakarta memiliki panjang sekitar 18 meter.
Menurut NASA Jet Propulsion Laboratory Center for Near-Earth Object Studies, 2025 AB diperkirakan melewati Bumi pada jarak sekitar 153.209 kilometer pada 3 Januari 2025. Sementara itu, Bulan mengorbit Bumi pada jarak rata-rata 384.472 km.
Asteroid itu melintas dekat Bumi dengan kecepatan sekitar 11,33 km per detik, lebih cepat daripada peluru tercepat sekalipun.
“Asteroid adalah bagian dari planet yang tidak terbentuk yang mengorbit Matahari di antara Mars dan Jupiter di sabuk asteroid utama,” papar Jay Tate, direktur observatorium Pusat Spaceguard Inggris, sebagaimana dikutip Newsweek.
ADVERTISEMENT
Karena jaraknya cukup dekat dengan Bumi, 2025 AB diklasifikasikan sebagai objek dekat Bumi (near-Earth object/NEO). Objek luar angkasa yang jaraknya 48 juta km dari Bumi masuk kategori NEO. Ada sekitar 36.000 objek di tata surya yang diklasifikasikan sebagai NEO.
Permukaan asteroid Ryugu. Foto: JAXA
Beberapa asteroid juga diklasifikasikan sebagai asteroid yang berpotensi berbahaya (potentially hazardous asteroid/PHA) atau objek yang berpotensi berbahaya (potentially hazardous object/PHO). Sebuah objek luar angkasa didefinisikan sebagai PHA atau PHO jika dia berada dalam jarak sekitar 7,4 juta km dari Bumi, dan memiliki diameter sekitar 140 meter.
“PHA memotong orbit Bumi mengelilingi Matahari sejauh kurang dari 0,05 unit astronomi (1 AU adalah jarak ke Matahari), atau lebih dari 4,5 - 7 juta km,” kata Martin Barstow, profesor astrofisika dan ilmu antariksa di University of Leicester di Inggris.
ADVERTISEMENT
“Ia juga harus memiliki tingkat kecerahan absolut 22,0 atau kurang, yaitu asteroid atau komet yang akan menyebabkan kerusakan regional dan signifikan jika menghantam Bumi. Tidak semua NEO berpotensi berbahaya, tapi semua objek berbahaya adalah NEO.”
Selain 2025 AB, ada empat asteroid lain yang akan melintas dekat Bumi dalam beberapa hari ke depan, termasuk 2024 YC9 seukuran rumah, 2024 YL1 seukuran bus, 2025 AE seukuran pesawat terbang, serta 2024 YL7 yang juga memiliki ukuran sebesar pesawat.
Namun, jarak keempat asteroid ini lebih jauh dibandingkan dengan 2025 AB, dan semuanya hanya diklasifikasikan sebagai NEO, bukan PHA. Kalau pun diklasifikasikan sebagai PHA, asteroid ini tidak serta merta berisiko menghantam Bumi.