NASA Pensiunkan Stasiun Luar Angkasa ISS 2030, 'Dibuang' ke Samudra Pasifik

3 Februari 2022 15:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stasiun luar angkasa ISS difoto dari kapsul Dragon SpaceX. Foto: NASA
zoom-in-whitePerbesar
Stasiun luar angkasa ISS difoto dari kapsul Dragon SpaceX. Foto: NASA
ADVERTISEMENT
Badan luar angkasa AS, National Aeronautics and Space Administration (NASA), akan memensiunkan Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS). Masa orbit stasiun yang menjadi tempat risetnya para astronaut dari berbagai negara tersebut bakal berakhir pada 2030 mendatang.
ADVERTISEMENT
ISS adalah laboratorium luar angkasa seukuran lapangan bola yang sudah mengorbit sejak 2000 lalu. Sejak saat itu ISS menjadi garda terdepan dalam penelitian luar angkasa, benda langit, hingga gravitasi mikro.
Dengan biaya 150 miliar dolar AS dan durasi pembangunan mencapai 10 tahun, ISS dapat dikatakan kolaborasi terbesar banyak negara di bidang sains. Hampir tidak ada di kesempatan lain di mana Rusia, Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan Kanada bekerja sama membangun sebuah laboratorium atau proyek raksasa lain.
Dua dekade lebih mengorbit, ISS sudah menjadi tempat kerja bagi lebih dari 200 astronaut dari berbagai negara. Namun, ISS perlahan sudah menunjukkan sisi uzurnya.
Astronaut NASA, Anne McClain (bawah) dan Nick Hague saat melakukan perjalanan luar angkasa di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Foto: NASA via Reuters
Pada Oktober 2021 lalu, Vladimir Solovyov, Kepala Insinyur Energia, perusahaan yang bertanggung jawab membuat segmen Rusia, mengatakan bahwa 80 persen perangkat di segmen Rusia sudah melewati tanggal kadaluarsa.
ADVERTISEMENT
"Secara harfiah satu hari setelah sistem benar-benar swak, kerusakan yang tidak dapat diperbaiki mungkin muncul," ungkap Solovyov, seperti dikutip BBC.
Rusia berencana meninggalkan ISS per 2025, meskipun November 2021 lalu baru saja meluncurkan segmen baru untuk ISS, yakni Prichal.
Amerika Serikat, melalui NASA, baru saja merilis pengumuman rencana terkait ISS. Pada Selasa (1/2), lembaga luar angkasa tersebut mengonfirmasi bahwa mereka akan tetap menjalankan ISS di orbit sampai 2030.
Robyn Gatens menjelaskan bahwa ISS akan memaksimalkan peluang komersial untuk masa terakhir ISS. NASA akan membuka kesempatan bagi perusahaan swasta lebih terlibat di ISS.
Comercial LEO Destinations (CLD) adalah program yang dibuat NASA agar swasta bisa memiliki segmen atau modul sendiri di ISS. Nantinya perusahaan swasta dapat menjadikan bagian ISS tersebut menjadi lab atau bahkan hotel untuk pariwisata luar angkasa.
ADVERTISEMENT
Axiom, perusahaan luar angkasa yang sudah memegang kontrak ISS dengan NASA seharga Rp 2 triliun, berencana membangun hotel mewah yang menempel di ISS. Hotel ini mulai dibangun pada 2024, dan akan lepas dari ISS ketika stasiun tersebut dipensiunkan.
Stasiun luar angkasa ISS difoto dari kapsul Dragon SpaceX. Foto: NASA

ISS Bakal Dibuang di Samudra Pasifik

Berdasarkan dokumen International Space Station Transition Report, ketika ISS memasuki masa pensiunnya, ia akan dibakar di atmosfer untuk 'bunuh diri' layaknya struktur luar angkasa besar lainnya. Untuk menghindari kerusakan di Bumi, ISS akan diarahkan menggunakan roket yang menempel di badannya menuju Point Nemo atau Titik Nemo, sebutan area tak berpenghuni di selatan Samudra Pasifik, untuk dibuang alias ditenggelamkan.
Point Nemo adalah titik di lautan Samudra Pasifik yang jauh dari daratan, dan dikenal sebagai kuburan bagi banyak pesawat luar angkasa dari berbagai negara sejak 1971. Lokasinya sekitar 4.828 kilometer dari pantai timur Selandia Baru dan 3.219 kilometer dari utara Antarktika.
ADVERTISEMENT