Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
NASA Sebut Ada Asteroid Baru yang Berpotensi Tabrak Bumi pada 2032
1 Februari 2025 16:31 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Sebuah asteroid yang baru ditemukan berpeluang menghantam Bumi pada 2032 mendatang. Benda langit tersebut adalah asteroid 2024 YR4.
ADVERTISEMENT
Asteroid 2024 YR4 pertama kali ditemukan oleh Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) di Cile pada akhir Desember 2024. Hasil pengamatan menunjukkan objek tersebut memiliki peluang lebih tinggi (lebih dari 1 persen) untuk menabrak Bumi daripada hampir semua asteroid yang telah ditemukan sejauh ini.
Objek Dekat Bumi (NEO) dilacak oleh NASA dan astronom lain, dinilai risikonya terhadap benturan dengan Bumi. NEO diberi skor benturan “Torino” 0 hingga 10, dengan skor 0 berarti kemungkinan tabrakan nyaris tidak ada, dan skor 10 berarti potensi tabrakan pasti terjadi dan bisa menyebabkan bencana iklim global yang mengancam masa depan peradaban, baik yang ada di darat maupun laut. Objek-objek ini diberi kode warna hijau, kuning, dan merah, untuk memperjelas situasinya kepada publik.
ADVERTISEMENT
Asteroid 2024 YR4 diperkirakan memiliki lebar sekitar 40 hingga 91 meter, ditempatkan di Level 3 pada skala Torino karena akan berada dekat dengan Bumi pada 22 Desember 2032. Saat itu, asteroid 2024 YR4 diprediksi akan melewati Bumi pada jarak minimal 0,00001 Satuan Astronomi (AU), ketika 1 AU sebagai jarak antara Bumi dan Matahari. Artinya, asteroid 2024 YR4 akan berada pada jarak sekitar 1.500 kilometer ke Bumi, lebih dekat daripada satelit.
Menurut EarthSky, asteroid 2024 YR4 memiliki peluang sekitar 1 banding 83 untuk bertabrakan dengan Bumi selama pendekatan tersebut. Kendati begitu, diperlukan pengamatan lebih lanjut untuk menentukan secara pasti potensi tabrakannya.
Pertemuan yang sangat dekat ini patut mendapat perhatian dari para astronom. Perhitungan saat ini memberikan peluang sekitar 1 persen atau lebih besar untuk terjadinya tabrakan yang bisa mengakibatkan kerusakan lokal.
Jika asteroid 2024 YR4 benar-benar menghantam Bumi, objek ini tidak akan menjadi bencana besar karena ukurannya yang relatif kecil. Namun, ukuran 2024 YR4 sebenarnya hampir sama dengan asteroid yang menyebabkan Peristiwa Tunguska, dampak terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah di mana ukuran asteroid mencapai 50 hingga 80 meter. Selain itu, tingkat kerusakan juga akan bergantung pada lokasi jatuhnya asteroid tersebut.
ADVERTISEMENT
Selama puluhan tahun memantau objek antariksa , para astronom telah menemukan beberapa objek yang menyimpang dari zona hijau. Ada juga objek yang berhasil mencapai level 4, level tertinggi zona kuning.
Salah satunya adalah 99942 Apophis. Asteroid ini pertama kali ditemukan pada 2004. Pengamatan menempatkannya pada level 2 skala Torino. Pengamatan lebih lanjut pada Desember 2024 kemudian menempatkannya pada level 4 dengan peluang sebesar 1,6 persen, yang menandakan bahwa asteroid tersebut akan menghantam Bumi pada 2029.
Namun, dalam pengamatan lanjutan, astronom justru mencabut kemungkinan tabrakan pada 2029, 2036, dan 2068. Meski asteroid 99942 Apophis akan bergerak dekat Bumi pada tahun-tahun tersebut, dia tidak akan menyebabkan bahaya bagi Bumi. Begitupun dengan 2024 YR4, levelnya kemungkinan akan turun ke Level 0 saat pengamatan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
“Analisis NASA terhadap asteroid dekat Bumi yang diberi nama 2024 YR4 menunjukkan bahwa asteroid itu memiliki peluang lebih dari 1 persen untuk menghantam Bumi pada 22 Desember 2032 – yang juga berarti ada sekitar 99 persen peluang asteroid ini tidak akan menghantam," kata NASA dalam sebuah postingan di web resminya. "Analisis awal tersebut akan berubah seiring waktu karena lebih banyak pengamatan dikumpulkan."
NASA menambahkan, saat ini tidak ada asteroid lain yang memiliki peluang besar untuk menghantam Bumi selain 2024 YR4.
“Akan tetapi, seperti yang telah kami katakan di atas, bahwa asteroid lain telah diberi skor Torino yang tinggi yang kemudian diturunkan setelah pengamatan lebih lanjut,” kata NASA.
"Objek yang mencapai level ini bukanlah hal yang aneh; ada beberapa objek di masa lalu yang telah mencapai peringkat yang sama dan akhirnya turun saat lebih banyak data masuk. Pengamatan baru dapat mengakibatkan penugasan ulang asteroid ini ke 0 saat lebih banyak data masuk."
ADVERTISEMENT