NASA Sukses Hantam Asteroid Pakai Satelit DART, Halau Bumi dari Bahaya

5 Maret 2023 14:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi satelit DART menghantam asteroid Dimorphos Foto: NASA
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi satelit DART menghantam asteroid Dimorphos Foto: NASA
ADVERTISEMENT
NASA melaporkan bahwa misi satelit bunuh diri mereka, DART, sukses memberi hantaman yang kuat untuk membelokkan lintasan asteroid. Eksperimen ini menunjukkan skenario hantaman untuk membelokkan asteroid sebagai mekanisme pertahanan planet ketika ada asteroid berpotensi menabrak Bumi.
ADVERTISEMENT
DART (Double Asteroid Redirection Test) adalah misi wahana bunuh diri NASA yang menabrak asteroid Dimorphos pada 26 September 2022 lalu. Misi ini berguna untuk meneliti skenario pertahanan risiko tabrakan asteroid.
Wahana DART dengan ukuran setara kereta golf dan bermassa 600 kg menabrak Dimorphos dengan kecepatan 22.500 km/jam.
Dimorphos sendiri adalah asteroid berukuran 177 meter yang merupakan satelit asteroid, atau asteroid yang mengelilingi asteroid (disebut moonlet). Dimorphos mengorbit asteroid Didymos, yang berukuran 851 meter.
Keduanya termasuk asteroid dekat Bumi, atau Near Earth Object (NEO). Total ada ribuan NEO yang mengorbit matahari di jarak 45 juta km dari orbit Bumi, berukuran dari 1 km lebih hingga beberapa meter. Beberapa di antaranya, punya potensi kecil menabrak Bumi di ratusan tahun mendatang.
Foto Dydimos dan Dimorphos 20 menit sebelum tabrakan. Foto: NASA

Skenario pertahanan Bumi

Film Armageddon dan Deep Impact sama-sama mengangkat premis malapetaka asteroid raksasa. Film tersebut menceritakan asteroid masing-masing berukuran 7 dan 10 kilometer sedang dalam perjalanan menuju Bumi. Di film tersebut, para pemangku kepentingan bersama dengan ilmuwan sepakat untuk mengebor asteroid tersebut lalu meledakkan bom atom dari inti batuan.
ADVERTISEMENT

Lalu, bagaimana skenario dunia nyatanya?

Berbeda dengan metode brutal ala kedua film di atas, laporan NASA kepada DPR AS pada 2007 menulis solusi dari hantaman asteroid adalah memberi hantaman kinetik yang cukup untuk membelokkan lintasan asteroid. Sementara pengeboman berpotensi memecah belah batu luar angkasa menjadi fragmen kecil yang lebih sulit dikontrol.
Di sinilah DART hadir. Pergeseran orbit Dimorphos akan memberi tahu mekanik dari asteroid, dan harapannya, memberi pengetahuan berharga untuk pertahanan planet terhadap serangan asteroid, sehingga kejadian dinosaurus punah massal pada 66 juta tahun yang lalu tidak terulang.
Penampakan Dimorpos ditangkap oleh DART 2 menit sebelum tabrakan. Foto: NASA

Berhasil geser orbit

Pengamatan radar beberapa hari setelah hantaman mengkonfirmasi orbit Dimorphos terhadap Didymos menjadi lebih cepat 32 menit, berubah dari 11 jam 55 menit menjadi 11 jam 23 menit. Ini 25 kali lipat dari yang diharapkan ilmuwan NASA.
ADVERTISEMENT
Namun, pengamatan dan studi lebih lanjut, tepatnya 5 bulan pasca hantaman, menambah informasi hebatnya dampak tabrakan bunuh diri DART.
Di empat studi terpisah, ilmuwan menggunakan data dari DART, serta teleskop seperti Hubble, lalu menjalankan simulasi dari data yang tersedia.
Citra semburan debu Dimorphos dari Teleskop Luar Angkasa sekitar dua minggu setelah hantaman. Foto: NASA
Temuan ini “(memvalidasi) keefektifan dampak kinetik untuk mencegah serangan asteroid di Bumi pada masa mendatang,” tulis salah satu studi yang dipimpin oleh Andrew Cheng, dari Applied Physics Laboratory NASA.
Hasilnya, dampak hantaman DART melebihi apa yang diharapkan peneliti, dan metode kinetic impact DART dianggap memungkinkan untuk menjadi skenario andalan membelokkan asteroid dan menyelamatkan Bumi ketika asteroid sedang di jalan menghadang Bumi—dengan catatan jika ada waktu yang cukup.
“Temuan ini menambah pemahaman mendasar kita tentang asteroid dan membangun landasan bagaimana umat manusia dapat mempertahankan Bumi dari asteroid yang berpotensi berbahaya dengan mengubah jalurnya,” ungkap Nicola Fox, administrator Direktorat Misi Sains NASA.
ADVERTISEMENT