NASA Sukses Luncurkan Pesawat Penabrak Asteroid, Misi Lindungi Bumi Dimulai

24 November 2021 16:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Roket SpaceX Falcon 9 membawa pesawat DART untuk jalankan misi NASA tabrak asteroid. Foto: Dok. SpaceX
zoom-in-whitePerbesar
Roket SpaceX Falcon 9 membawa pesawat DART untuk jalankan misi NASA tabrak asteroid. Foto: Dok. SpaceX
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akhirnya sukses meluncurkan pesawat luar angkasa Double Asteroid Redirection Test (DART) untuk misi uji coba penyelamatan Bumi dari Asteroid. Pesawat DART meluncur pada Selasa (23) malam pukul 22:20 waktu setempat dari Space Launch Complex 4 di Vandenberg Space Force Base, California, AS.
ADVERTISEMENT
DART menunggangi roket Spacex Falcon 9 untuk menembus atmosfer Bumi. Setelah hampir sembilan menit lepas landas, roket Falcon 9 sukses kembali ke Bumi dan mendarat di kapal yang berada di Samudra Pasifik. Pendaratan di laut ini juga menandai ke-95 kalinya SpaceX sukses memulangkan roket pendorongnya ke Bumi.
DART sekarang sedang dalam perjalanan untuk melakukan uji coba pertahanan Bumi dari ancaman asteroid. Misi ini bertujuan untuk mencoba mempelajari bagaimana menangkis ancaman yang akan datang ke Bumi.
Asteroid yang menjadi incaran DART adalah Didymos yang mengelilingi tepat di luar jalur orbit Bumi. Pesawat tersebut akan mencapai targetnya antara akhir September atau awal Oktober tahun depan. NASA telah menghabiskan dana untuk proyek paling ambisius DART sekitar 330 juta dolar AS (Rp 3,4 triliun), jauh di bawah banyak misi lainnya.
ADVERTISEMENT
Begitu pesawat DART tiba di sana, ia akan menabrakkan dirinya ke asteroid pendamping Didymos yang punya ukuran lebih kecil, yakni moonlet Dimorphos. Saat itu, DART akan melaju dengan kecepatan sekitar 6,6 km/detik atau 24.100 km/jam.
Ilustrasi pesawat DART jalankan misi NASA tabrak asteroid. Foto: Dok. NASA
Dampak tabrakan itu akan menimbulkan dorongan kinetik, sehingga mengubah kecepatan orbit Dimorphos di sekitar tubuh utama Didymos sepersekian persen, tetapi mampu memperlambat beberapa menit.
Kamera yang dipasang pada DART yang seukuran tas kerja yang akan dilepaskan sekitar 10 hari sebelum misi dilakukan. Kamera itu akan merekam tabrakan dan memancarkan gambarnya kembali ke Bumi. Menurut NASA, perubahan orbit Dimorphos di sekitar Didymos akan diamati dan diukur dengan teleskop di Bumi, untuk melihat apakah misi tersebut berhasil atau tidak.
ADVERTISEMENT
Sebagai perbandingan, asteroid Didymos memiliki ukuran lebih besar berbentuk seperti gasing berputar dan berdiameter sekitar 780 meter, sementara Dimorphos berdiameter sekitar 160 meter. Kedua asteroid itu dinyatakan tidak memiliki peluang untuk berdampak pada Bumi sama sekali.
Ilustrasi perbandingan asteorid Didymos dan Dimorphos. Foto: Dok. NASA
Meski meluncurkan misi ini, Thomas Zurbuchen menekankan NASA tidak mengetahui adanya ancaman tabrakan asteroid dalam waktu dekat ke Bumi. Ada miliaran asteroid dan komet yang mengorbit Matahari, tetapi hanya sedikit yang berpeluang menabrak Bumi dalam waktu yang sangat lama.
"Dari semua objek dekat Bumi yang kita kenal sekarang, tidak ada satu pun yang menjadi ancaman dalam 100 tahun atau lebih," kata Zurbuchen dikutip Space.