Ngeri! Dokter Tarik Cacing Gelang Hidup di Otak Wanita Ini

30 Agustus 2023 7:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cacing parasit yang ditemukan di otak lansia di Australia.  Foto:  Emerging Infectious Diseases
zoom-in-whitePerbesar
Cacing parasit yang ditemukan di otak lansia di Australia. Foto: Emerging Infectious Diseases
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ahli bedah saraf berhasil mengeluarkan cacing gelang yang bersemayam di otak lansia berusia 64 tahun di Australia.
ADVERTISEMENT
Peristiwa bermula ketika pasien lansia itu mengalami sejumlah gejala seperti gangguan pada ingatan, proses kognitif, depresi serta gejala lain seperti demam batuk dan sesak napas.
“Awalnya dia mengalami sakit perut dan diare, diikuti demam, batuk, dan sesak napas,” kata ahli mikrobiologi klinis, Karina Kennedy, dari Canberra Hospital.
Dia kemudian dilarikan ke Canberra Hospital. Di sana dokter melakukan pemeriksaan termasuk pemindaian otak. Hasilnya, mereka menemukan adanya lesi di lobus frontal kanan pasien dan memerlukan pembedahan. Di sini lah ahli bedah saraf menemukan parasit tersebut.
Selama operasi otak, dokter di Canberra Hospital melihat ada struktur panjang seperti tali di dalam lesi yang memengaruhi lobus frontal kanan si wanita. Saat benda itu ditarik keluar, mereka menyadari bahwa itu adalah cacing gelang yang masih hidup.
ADVERTISEMENT
“Ya Tuhan, Anda tidak akan percaya apa yang baru saja saya temukan di otak wanita ini,” ujar Hari Priya Bandi, kepala ahli bedah Canberra Hospital sebagaimana dikutip Science Alert.
Ini bukan pertama kalinya cacing parasit ditemukan menggeliat di otak manusia. Para peneliti di Australian National University (ANU) dan Canberra Hospital mencari tahu dari mana cacing gelang itu berasal dengan membaca catatan ilmiah.
Penampakan cacing parasit yang ditemukan di otak lansia di Australia. Foto: Emerging Infectious Diseases
Para ahli di Australia's Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO), ternyata pernah mengungkap kasus ini. Parasit yang diambil dari otak si lansia adalah cacing gelang bernama Ophidascaris robertsi, yang menghabiskan sebagian besar masa dewasanya di ular piton karpet (Morelia spilota).
Sebelumnya, parasit yang sama pernah ditemukan di organ koala dan sugar glider, tapi belum pernah ditemukan di otak mamalia. Siklus hidup cacing biasanya dimulai sebagai larva di organ tubuh mamalia kecil. Mamalia diburu dan dimakan oleh piton karpet. Parasit tersebut kemudian tumbuh di kerongkongan dan perut ular.
ADVERTISEMENT
Pasien yang dirawat di Canberra Hospital tak pernah melakukan kontak langsung dengan ular, tapi ia sering mencari sayuran untuk dimakan di danau dekat rumahnya di tenggara New South Wales. Para peneliti menduga, ular telah mengeluarkan larva di sekitar danau melalui kotorannya. Parasit kemudian menyebar ke wanita ketika dia menyentuh atau memakan sayuran yang terkontaminasi, sekitar awal tahun 2021.
Dalam kasus ini, pasien mengalami imunosupresi yang memungkinkan larva cacing bermigrasi melalui penghalang darah-otak ke sistem saraf pusat.
“Kalau dipikir-pikir, gejala ini (yang dialami pasien) kemungkinan besar disebabkan oleh migrasi larva cacing gelang dari usus ke organ lain, seperti hati dan paru-paru. Sampel pernapasan dan biopsi paru-paru telah dilakukan, namun tidak ada parasit yang teridentifikasi dalam spesimen ini,” kata Kennedy.
ADVERTISEMENT
Fakta bahwa larva dapat berkembang menjadi dewasa di tubuh manusia adalah hal aneh. Sebab, cacing ini biasanya tumbuh di tubuh reptil, bukan mamalia. Untuk memastikan tidak ada larva lain di tubuh pasien, peneliti memberi wanita itu obat antiparasit dan kesehatannya terus dipantau.