Ngeri! Ilmuwan Temukan 17 Kerangka Manusia yang Dipenggal Kepalanya

8 Juni 2021 15:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu kerangka manusia yang dipenggal kepalanya. Foto: Dave Webb/Cambridge Archaeological Unit
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu kerangka manusia yang dipenggal kepalanya. Foto: Dave Webb/Cambridge Archaeological Unit
ADVERTISEMENT
17 kerangka manusia yang dipenggal kepalanya telah ditemukan di tiga kuburan Romawi di Knobb’s Farm di Cambridgeshire, Inggris.
ADVERTISEMENT
Para arkeolog yang melakukan penggalian menduga orang-orang itu dieksekusi karena melanggar hukum Romawi yang berlaku sekitar 1.700 tahun lalu. Namun, para sarjana yang tidak berafiliasi dalam penelitian menyatakan pandangan yang berbeda dengan pendapat para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian.
Dilaporkan dalam jurnal Britannia, di situs itu total ada 69 orang yang dimakamkan di mana 17 di antaranya adalah mayat yang dipenggal kepalanya terdiri dari sembilan pria dan delapan wanita yang semuanya berusia 25 tahun saat mereka meninggal.
Dalam banyak kasus, kepala orang yang dipenggal biasanya disimpan di samping kaki mereka. Beberapa mayat juga ditempatkan tengkurap dengan posisi perut berada di bawah. Para peneliti percaya, mereka yang dipenggal adalah orang-orang yang dieksekusi mati. Berdasarkan catatan sejarah, kasus kejahatan berat zaman Romawi meningkat secara drastis selama abad ketiga dan keempat.
ADVERTISEMENT
"Selama abad ketiga dan keempat, hukuman yang tersedia di bawah hukum Romawi terus bertambah cepat. Jumlah kejahatan yang membawa hukuman mati meningkat dari 14 pada awal abad ketiga menjadi sekitar 60 pada saat kematian Konstantinus pada 337 M," tulis peneliti sebagaimana dikutip Science Alert.
Kerangka orang Romawi yang dipenggal. Foto: Dave Webb/Cambridge Archaeological Unit
Selama abad ketiga dan keempat terjadi banyak perang saudara di dalam kekaisaran Romawi, di mana sebagian besar orang berebut kekuasaan ingin menjadi kaisar. Selain itu, muncul gerakan orang barbar yang saat itu memicu perhatian publik.
Kendati para pelanggar hukum berat itu dieksekusi mati, mereka tetap dikuburkan dengan layak bersama bejana tembikar atau ditempatkan di peti mati.
"Seorang wanita yang dipenggal kepalanya memiliki koleksi harta karun terkaya, yang telah dikubur dengan dua kapal dan kalung manik-manik batu bara,” kata Isabel Lisboa, arkeolog yang memimpin penggalian, mengatakan kepada Live Science.
ADVERTISEMENT
"Di bawah hukum Romawi, keluarga dan teman dapat meminta jenazah seorang penjahat yang dieksekusi mati untuk dimakamkan," tulis tim dalam jurnal.
Inilah mengapa orang yang dieksekusi mati bisa mendapatkan pemakaman yang layak. “Orang-orang yang dieksekusi kemungkinan besar bukan budak, karena budak tidak memiliki status dan kemungkinan besar tidak akan dikuburkan, apalagi dalam peti mati dan tembikar,” kata Lisboa.
Kerangka orang romawi yang dipenggal. Foto: Dave Webb/Cambridge Archaeological Unit
Kendati begitu, beberapa ilmuwan lain skeptis hukum Romawi berhubungan dengan eksekusi seseorang. Menurut Simon Cleary, profesor emeritus arkeologi Romawi di University of Birmingham Inggris, eksekusi mati pada era Romawi biasanya menjadi tonton banyak orang untuk menunjukkan efek jera kepada mereka. Hukum yang dibuat oleh kaisar Romawi sulit ditegakkan di tempat yang jauh dari kekuasaannya.
ADVERTISEMENT
Simon bilang, hukuman akan tergantung pada hakim di setiap daerah, bukan hukum yang dibuat oleh kaisar. Hukuman bahkan bisa bergantung pada titah pejabat negara yang berkuasa di wilayah tersebut. Dengan begitu, mungkin orang-orang memang dieksekusi mati, tapi sulit membuktikan bahwa ini ada hubungannya dengan hukum Romawi.
Meski begitu, ada hal yang menarik soal fakta ketika wanita dieksekusi mati. Menurut Lisboa, wanita di Kekaisaran Romawi sering menjadi sasaran tuduhan sihir dan perzinahan, yang keduanya dapat dianggap sebagai kejahatan besar oleh orang Romawi.
Penggalian situs sendiri dilakukan antara tahun 2001 dan 2010. Penggalian sepenuhnya didanai oleh sebuah perusahaan bernama Tarmac dan dilakukan sebelum tambang diperluas.