Ngerinya Praktik Sunat Mesir Kuno, Dipotong Lalu Digosok Batu

29 Januari 2023 17:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sunat pada orang dewasa. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sunat pada orang dewasa. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sudah sejak lama manusia melakukan praktik sunat–suatu tindakan bedah untuk membuang kulup/kulit kepala penis. Sudah sejak lama pula kita tahu manfaat dari sunat, salah satunya untuk membuat kepala penis terbuka sehingga mudah dibersihkan dan mengurangi risiko terjadinya infeksi, bahkan kanker penis.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan berkembangnya zaman, cara sunat juga semakin canggih sehingga mengurangi rasa sakit yang dialami pasien. Tapi, bagaimana dengan orang zaman dahulu? Bagaimana mereka melakukan sunat tanpa anestesi atau alat canggih seperti zaman modern? Ini setidaknya tergambar dalam lukisan Mesir kuno yang dianggap mewakili penggambaran sunat paling awal.
Dalam ukiran berusia 4.300 tahun yang ditemukan di makam Mesir Kuno ada adegan sosok laki-laki yang tengah memahat sphinx. Tapi menurut beberapa ahli ukiran tersebut kemungkinan menggambarkan prosedur yang jauh lebih menyiksa.
Terletak di Giza, makam Ankhmahor adalah penasihat politik Raja Teti dari Dinasti Keenam sekitar 2340 SM. Meski tidak ada bukti Ankhmahor adalah dokter, ruang bawah tanahnya dijuluki “makam dokter” karena terdapat berbagai adegan medis yang diukir di dindingnya.
ADVERTISEMENT
Yang paling terkenal adalah adegan sunat yang telah menjadi subjek multitafsir sejak ditemukan oleh Victor Loret pada 1897. Terbagi menjadi dua bagian, adegan tersebut menunjukkan dua tahap operasi, kendati ada bagian yang sebenarnya masih belum diketahui dan masih diperdebatkan.
Di sebelah kiri, seorang pria tampak tengah dipegang oleh pria lain, sementara orang ketiga terlihat seperti sedang memahat dan berkata (dalam hieroglif) “Tahan dia. Jangan biarkan dia pingsan”.
Sementara gambar di sebelah kanan, memperlihatkan pria tengah dipotong di bagian kemaluannya dan dibiarkan tidak terkendali. Pria itu memberi tahu pria di bawahnya untuk “memotong secara menyeluruh”. Atas perintah tersebut, pria yang memegang pisau berjanji untuk “melakukannya dengan lembut”.
Berdasarkan analisis terbaru, adegan tersebut mungkin menggambarkan dua teknik sunat yang berbeda. Pria malang di sebelah kiri, diduga disunat tanpa obat penghilang rasa sakit sehingga dia harus ditahan dan dicegah agar tidak pingsan. Sementara pria di sebelah kanan disunat dengan menerima semacam analgesik sehingga tidak terlalu merasa sakit.
ADVERTISEMENT
“Kami tidak memiliki informasi tentang sifat bahan yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit orang yang disunat,” tulis para peneliti sebagaimana dikutip IFL Science. “Mungkin orang Mesir kuno memiliki pengetahuan tentang anestesi lokal.”
Ada juga yang menafsirkan bahwa sisi kanan adalah adegan pria muda yang bertingkah so tangguh dan bersiap untuk disunat. Sedangkan sisi kiri menggambarkan pria yang sama sedang disunat tapi dia mau pingsan selama prosedur sunat dilakukan.
Pendapat lain menyebut, orang di sebelah kiri penisnya digosok menggunakan batu. Batu yang dimaksud kemungkinan adalah batu Memphis yang terbuat dari karbonat kapur dan memiliki efek penghilang rasa sakit bila dicampur dengan asam. Jadi, mungkin si pria di sebelah kiri sebenarnya sedang menerima anestesi lokal.
ADVERTISEMENT
Sementara pendapat yang terakhir, adegan di kiri kemungkinan adalah bukan prosesi sunat. Melainkan perawatan bedah untuk mengobat penyakit disebut paraphimosis. Ini terjadi ketika kulup yang terinfeksi membengkak dan masuk ke bawah kepala penis, memotong aliran darah dan berpotensi menyebabkan gangren.
Jadi, ukiran sebelah kiri memperlihatkan rasa sakit luar biasa yang dialami oleh pasien, sedangkan sunat digambarkan di sebelah kanan sebagai peringatan untuk mencegah parafimosis. So, kalau menurutmu ini gambar apa, ya?