Ngerinya Snake Island, Pulau yang Dipenuhi Ribuan Ular Berbisa

21 Mei 2024 10:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pulau Ilha da Queimada Grande di Brasil Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Ilha da Queimada Grande di Brasil Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Snake Island, sebuah pulau kecil di lepas pantai Brasil menjadi salah satu tempat yang tidak boleh dikunjungi masyarakat umum. Sebab, di sana terdapat ribuan ular berbisa yang sangat berbahaya
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah ular emas kepala tombak (Bothrops insularis) yang tumbuh hingga panjang 1,2 meter. Saking berbisanya, angkatan laut Brazil menutup pulau itu untuk umum sejak tahun 1920-an.
Snake Island atau orang setempat menyebutnya Ilha Da Queimada Grande terletak sekitar 34 kilometer di lepas pantai tenggara Brasil, mencakup area seluas 106 hektare, setara dengan 80 lapangan sepak bola. Hutan hujan menyelimuti lebih dari separuh pulau, sedangkan sisanya berupa bebatuan tandus dan padang rumput.
Snake Island pernah terhubung dengan daratan lain, namun naiknya permukaan air laut menenggelamkan jembatan sekitar 10.000 tahun lalu, tepatnya pada akhir zaman es terakhir.
Berpisahnya Snake Island dengan daratan lain menjebak populasi ular emas kepala tombak di pulau tersebut, membuat mereka berkembang biak dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Racun ular tersebut berevolusi untuk membunuh spesies yang terperangkap bersama mereka, termasuk burung yang bermigrasi ke sana.
ADVERTISEMENT
Ular Bothops insularis Foto: caioacquesta/Shuttertock
Di Snake Island tidak ada mamalia yang hidup, jadi ular emas kepala tombak tak memiliki predator alami, di mana racun mereka digunakan hanya untuk berburu mangsa, bukan untuk bertahan dari predator.
Sebuah penelitian pada 2008 menunjukkan bahwa racun ular emas kepala tombak adalah yang paling mematikan dibanding ular lancehead (Bothrops) dan lima kali lebih kuat dibandingkan spesies kerabat dekatnya Bothrops jararaca. Bisa yang sangat beracun ini kemungkinan karena mereka membunuh burung dengan sangat cepat.
Racun ular emas kepala tombak juga bekerja cepat pada manusia. Gigitannya menimbulkan gejala mulai dari nyeri lokal, bengkak hingga mual, pendarahan usus, gagal ginjal, dan kematian jaringan.
Terlepas dari risiko ini, hanya sedikit yang menghuni Snake Island hingga tahun 1920-an untuk mengoperasikan mercusuar yang dibangun pada 1909. Menurut rumor yang beredar, penjaga terakhir mercusuar dan keluarganya meninggal akibat gigitan ular emas kepala tombak yang masuk menyelinap ke dalam rumah melalui jendela.
ADVERTISEMENT
Para peneliti memperkirakan, antara 2.000 hingga 4.000 ular emas kepala tombak hidup di Snake Island. Spesies ini belum ditemukan di tempat lain di dunia dan terdaftar sebagai spesies terancam punah dalam Daftar Merah IUCN.
Snake Island sendiri telah dilindungi sebagai kawasan penting ekologis sejak 1985, hanya angkatan laut Brasil dan tim peneliti yang diizinkan masuk ke pulau tersebut. Namun, menurut BBC Science Focus, pemburu liar juga datang ke pulau ini untuk menangkap ular dan mengambil racunnya yang sangat berharga di pasar gelap. Ilmuwan berpendapat, jumlah ular ini berkurang bukan hanya akibat perdagangan ilegal, tapi juga karena penyakit dan perkawinan sedarah.