Obat Malaria Terbaru: Bikin Darah Manusia Jadi Racun Bagi Nyamuk

2 April 2018 9:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Imunisasi / Vaksin (Foto: ANTARA/Fahrul Jayadiputra)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Imunisasi / Vaksin (Foto: ANTARA/Fahrul Jayadiputra)
ADVERTISEMENT
Sebuah studi di Kenya dilakukan pada obat anti parasit bernama ivermectin. Ternyata, meminum obat ini dalam dosis tinggi dapat membuat darah manusia menjadi ‘racun’ bagi nyamuk. Ya, nyamuk akan mati beberapa hari kemudian setelah menyedot darah manusia peminum ivermectin dosis tinggi.
ADVERTISEMENT
Hal ini merupakan terobosan baru bagi obat-obatan untuk penyakit di negara tropis karena mikroorganisme yang menyebabkan malaria dapat mengembangkan kemampuan yang membuat mereka tahan terhadap obat anti-malaria dan dapat bersembunyi dari sistem kekebalan tubuh.
Sebelumnya, ivermectin dikembangkan untuk memusnahkan infeksi cacing parasit. Namun ternyata, obat ini mampu dikembangkan agar darah manusia beracun bagi nyamuk.
Penelitian pun dilanjutkan untuk mengetahui apakah obat ini benar-benar ampuh untuk membunuh nyambuk malaria dan berapa lama efeknya akan bertahan.
Dua Porsi Dosis
Penelitian kemudian dilakukan dengan merekrut 128 pasien yang sudah diobati dengan obat infeksi malaria dan diminta meminum obat ivermectin dengan dosis 300 mikrogram per kilogram berat badan (mcg/kg) atau 600 mikrogram per kilogram berat badan. Ada pula yang diberi plasebo disertai dengan obat malaria.
ADVERTISEMENT
Selama 28 hari berikutnya, sampel darah diambil secara periodik dan diberikan kepada nyamuk Anopheles gambia, nyamuk pembawa parasit malaria yang paling berbahaya.
Ilustrasi vaksin untuk anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin untuk anak. (Foto: Thinkstock)
Hebatnya, 97 persen nyamuk itu kemudian mati dalam waktu dua minggu setelah menghisap darah pasien yang meminum ivermectin dengan dosis 600mcg/kg tujuh hari sebelumnya.
Sementara untuk dosis 300 mcg/kg juga membunuh 93 persen nyamuk.
Rata-rata waktu hidup nyamuk di bawah 14 hari bahkan setelah mereka mengkonsumsi darah yang diambil 28 hari setelah pasien mulai meminum 600 atau 300 mcg/kg ivermectin.
Hasil lengkap penelitian ini diterbitkan di jurnal pengobatan umum The Lancet.
Ilustrasi Nyamuk (Foto: FotoshopTofs/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Nyamuk (Foto: FotoshopTofs/Pixabay)
Penelitian Lebih Lanjut
Karena ivermectin biasanya diminum dengan dosis 200 mcg/kg atau kurang, para peneliti kini menguji apakah meminum ivermectin sebanyak itu bisa ditoleransi oleh tubuh.
ADVERTISEMENT
Untungnya, meskipun pasien mengalami beberapa reaksi obat, efek samping dari obat dosisi tinggi ini terbilang ringan, kecuali untuk tiga pasien yang memang sudah memiliki penyakit hati.
Saat ini, meski sudah terdengar menjanjikan, para peneliti masih harus melakukan percobaan klinis sebelum mengetahui apakah obat ini benar-benar aman. Selain itu, masih memungkinkan bila suatu saat nyamuk malah menjadi kebal terhadap ivermectin.
Dan bila dinyatakan berhasil, peneliti memperkirakan mereka dapat mengurangi kasus malaria hingga 61 persen.
Nyamuk Aedes Aegypti (Foto: Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Nyamuk Aedes Aegypti (Foto: Getty Images)
Jutaan orang telah menderita infeksi malaria setiap tahun, dan diperkirakan sekitar 500.000 orang meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh plasmodium yang disebarkan oleh nyamuk Anopheles ini.
Salah satu cara untuk mengurangi penyebaran malaria, telah dilakukan dengan cara mengurangi populasi nyamuk.
ADVERTISEMENT