Obesitas Tingkatkan Risiko Demensia pada Wanita

29 Desember 2019 12:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obesitas. Foto: jarmoluk via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obesitas. Foto: jarmoluk via Pixabay
ADVERTISEMENT
Penelitian dari Universitas Oxford, Inggris, belum lama ini mengungkap obesitas telah meningkatkan risiko demensia pada wanita paruh baya hingga 21%. Sebanyak 1.136.846 wanita di Inggris terlibat dalam penelitian yang berlangsung antara 1996 sampai 2001. Seluruh responden berusia rata-rata 56 tahun dan tidak menderita demensia saat penelitian dimulai.
ADVERTISEMENT
Mereka memberikan informasi tentang tinggi badan, berat badan, asupan kalori, dan aktivitas fisik. Tim menerapkan angka BMI 20 - 24,9 sebagai batas normal, sedangkan angka BMI 25 - 29,9 sebagai kelebihan berat badan, dan angka 30 ke atas sudah tergolong obesitas, seperti dikutip Medical News Today.
Selain itu, wanita yang berolahraga kurang dari sekali dalam seminggu sebagai kelompok “tidak aktif” dan mereka yang berolahraga minimal sekali seminggu sebagai kelompok “aktif”.
Para peneliti mengikuti perkembangan klinis para responden lewat catatan dari Layanan Kesehatan Nasional. Hasilnya, setelah 15 tahun, sebanyak 18.695 wanita didiagnosis menderita demensia. Dua tahun kemudian, demensia juga membuat beberapa responden menjalani rawat inap di rumah sakit.
Ilustrasi wanita lansia menderita demensia. Foto: Pixabay
Setelah beberapa waktu berjalan, peneliti menemukan wanita yang dikategorikan obesitas pada awal studi berisiko menderita demensia sebanyak 21 persen dibandingkan wanita yang punya BMI dalam batas aman. Secara spesifik, sebanyak 2,2 persen responden yang mengalami obesitas terjangkit demensia dibandingkan dengan 1,7% kelompok lainnya dengan berat badan ideal.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil riset yang diterbitkan di jurnal Neurology itu, beberapa penelitian sebelumnya memang menemukan hal serupa, terdapat hubungan antara indeks massa tubuh (BMI) dengan kemungkinan menderita demensia dalam 5 sampai 10 tahun ke depan.
Namun, beberapa riset lain yang berlangsung selama periode 10 tahun atau kurang menemukan hal berbeda, yakni adanya keterkaitan antara pola makan yang buruk dan kurang olahraga dengan kasus demensia.
Ilustrasi berat badan. Foto: Pixabay
Kendati begitu, Sarah Floud selaku pemimpin studi, mengingatkan bahwa variabel-variabel tersebut bisa jadi bukan penyebab demensia, akan tetapi justru efek sampingnya. Alasannya, demensia biasanya memengaruhi pola pikir seseorang yang berlangsung setidaknya selama satu dekade sebelum ia didiagnosis menderita demensia.
Selama tahap sebelum diagnosis muncul, demensia secara perlahan mengubah perilaku, mengganggu aktivitas fisik dan mental, mengurangi nafsu makan, hingga berdampak pada penurunan berat badan.
ADVERTISEMENT
Penelitian terbaru ini pun bisa menjadi perkembangan atas studi-studi sebelumnya. Bahwa kondisi obesitas berperan meningkatkan terjadinya demensia, sedangkan variabel lain seperti pola makan dan kurangnya aktivitas justru merupakan efek samping dari demensia. Sebab seperti yang dikatakan sebelumnya, demensia mengubah pola pikir seseorang, hingga memengaruhi keputusannya dalam bertindak.