Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Omicron Bikin Anak Rentan Dirawat di RS, Ini Penjelasan Ahli
5 Februari 2022 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Penyebaran kasus COVID-19 beberapa waktu belakangan terus meluas. Tak hanya di Indonesia, hampir seluruh dunia menyumbang peningkatan kasus sejak varian Omicron terdeteksi.
ADVERTISEMENT
Varian Omicron disebutkan lebih menular, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah memasukkan varian ini sebagai varian yang menjadi perhatian atau Variant of Concern (VoC), bersanding dengan beberapa varian sebelumnya seperti Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.
Masuknya Omicron pada kategori VoC membuktikan ia tak hanya berefek pada kelompok rentan, namun juga semua orang, termasuk pada pada anak-anak.
Menurut data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, jumlah anak-anak yang dirawat di rumah sakit dengan COVID telah meroket dalam beberapa pekan terakhir, dengan rata-rata 881 anak di bawah usia 17 tahun dirawat di rumah sakit setiap hari, menurut laporan Scientific American.
Sementara rawat inap anak-anak di bawah usia lima tahun, yang tidak memenuhi syarat untuk vaksin COVID, telah melonjak dua hingga empat kali lipat dari puncak sebelumnya.
Para ahli percaya lonjakan rawat inap pada anak ini karena dua faktor: sifat Omicron yang lebih menular, dan preferensi varian yang baru ditemukan di saluran udara di atas paru-paru —yang dapat lebih mudah tersumbat pada anak kecil.
ADVERTISEMENT
Omicron, bikin anak rentan dirawat inap
Rong Xu, seorang ilmuwan data di Case Western Reserve University, menganalisis catatan kesehatan dari hampir 80.000 anak di AS, yang berusia dibawah lima tahun pengidap COVID-19, sebelum dan sesudah munculnya Omicron.
Ia menemukan risiko rawat inap pada mereka yang terjangkit Omicron adalah sepertiga dari apa yang diamati ketika penyebaran varian Delta sedang tinggi (1 persen versus 3 persen).
Studi ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan tren serupa untuk anak-anak dari segala usia dan didukung oleh analisis terbaru pasien COVID di California.
Semua penelitian Xu telah dimuat dalam makalah pracetak, yang belum ditinjau rekannya atau diterbitkan dalam jurnal ilmiah.
Di Indonesia sendiri, kasus Omicron pada anak-anak juga disoroti oleh Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Yogi Prawira, SpA (K).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, sejak libur natal dan tahun baru, serta banyak perjalanan pulang dari luar negeri, ada peningkatan kasus COVID-19 pada anak.
“Awalnya itu sebagian besar adalah anak-anak yang dibawa ortunya pulang berlibur dari luar negeri. Saat ini, dua minggu terakhir sudah berubah polanya jadi transmisi lokal baik dia tertular dari orang tua yang bekerja atau tertular karena PTM di sekolah,” jelas dr.Yogi dalam wawancara eksklusif bersama kumparan, Senin (31/1).
Tak hanya itu, IDAI mencatat proporsi anak yang terinfeksi Omicron hingga perlu dirawat di RS itu lebih tinggi dari sebelumnya. Menurut dr.Yogi, di negara-negara lain pun jumlah anak yang dirawat di rumah sakit karena varian Omicron memang lebih banyak.