Orang Kedua Penerima Transplantasi Ginjal Babi Rekayasa Genetik, Meninggal

13 Juli 2024 16:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Operasi pembedahan transplantasi ginjal babi pada mansuia.  Foto: Massachusetts General Hospital
zoom-in-whitePerbesar
Operasi pembedahan transplantasi ginjal babi pada mansuia. Foto: Massachusetts General Hospital
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang wanita bernama Lisa Pisano dari New Jersey meninggal dunia. Kurang dari tiga bulan lalu, ia menjadi orang kedua dalam sejarah yang menerima transplantasi ginjal babi yang dimodifikasi secara genetik.
ADVERTISEMENT
Lisa menjalani prosedur transplantasi organ, April lalu. Tindakan ini diambil sebagai upaya terakhir untuk mengatasi penyakit parah yang diidapnya.
Lisa mengukir sejarah sebagai orang pertama yang menerima pompa jantung dan transplantasi ginjal babi. Sebelumnya, kedua organ Lisa gagal berfungsi.
Saat ini, di AS ada lebih dari 100 ribu orang ‘mengantre’ membutuhkan transplantasi organ tubuh. Presentase paling besar ialah organ ginjal. Setiap hari 17 orang meninggal akibat menunggu transplantasi ginjal yang tak kunjung datang.
Dari alasan itulah para peneliti sangat ingin menguasai teknik xenotranplantasi. Ilmu ini mengacu pada penggunaan organ hewan pada pasien manusia. Hal yang paling sulit dalam teknik ini adalah, sering kali tubuh manusia menolak organ lain atau komponen non manusia.
ADVERTISEMENT
Dilansir IFL Science, untuk mengatasi rintangan ini, para ilmuwan telah menggunakan teknologi penyuntingan gen CRISPR. Tekologi ini dilakukan untuk mengubah organ hewan sehingga lebih dapat diterima oleh sistem kekebalan tubuh kita.
Misalnya, organ babi telah dimodifikasi untuk mencegahnya memproduksi molekul yang disebut alpha-gal, yang dikenali tubuh kita sebagai benda asing sebelum memicu respons antibodi untuk menghancurkannya.

Transplantasi sukses, tapi..

Ilustrasi Ginjal. Foto: Shutterstock
Singkat cerita, dokter sukses melakukan trasplantasi ginjal babi ke tubuh Lisa. Wanita itu meninggal bukan karena transplantasi, melainkan ginjal gagal berfungsi secara normal, karena pasokan darah yang tak mencukupi akibat pompa jantung pasien.
Dokter bedah di NYU Langone Health—tempat transplantasi dilakukan—memutuskan untuk mengangkat organ tersebut setelah kurang dari tujuh minggu, dan menempatkan Pisano pada dialisis. Untuk selanjutnya, Lisa diumumkan telah meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
"Kontribusi Lisa terhadap pengobatan, pembedahan, dan xenotransplantasi tidak (perlu) dilebih-lebihkan," kata Dr. Robert Montgomery, direktur NYU Langone Transplant Institute dilansir New York Times.
"Keberaniannya (mampu) memberi harapan kepada ribuan orang (penderita) gagal ginjal atau jantung stadium akhir.”
Meninggalnya Lisa terjadi dua bulan setelah kematian pasien pertama yang menerima ginjal babi yang dimodifikasi bernama Richard Slayman. Ia menjalani transplantasi di Mass General Brigham di Boston.
Richard meninggal Mei lalu, karena komplikasi usai proses transplantasi. Padahal, awalnya kondisi menunjukkan bahwa prosedur tersebut berhasil.