Orang Kidal Cenderung Pintar, Mitos atau Fakta?

29 September 2021 9:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak kidal sedang menulis. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak kidal sedang menulis. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Orang kidal seringkali dianggap istimewa dan lebih pintar. Populasi mereka di dunia hanya terdiri dari sekitar 10 persen dan banyak tokoh yang dikenal mengguncang dunia memiliki tangan kiri yang dominan: dari Leonardo da Vinci, Paul McCartney, Oprah Winfrey, Bill Gates sampai Steve Jobs.
ADVERTISEMENT
Tapi dari daftar mengesankan itu, benarkah orang yang kidal lebih pintar dari orang bertangan kanan? Untuk menyelidiki pertanyaan ini, para peneliti dari Fujita Health University di Jepang melakukan riset pada 2.300 siswa kidal dan kanan antara usia 6 sampai 17 tahun.
Riset ini dilakukan di Italia untuk melihat perbedaan dalam prestasi matematika. Meskipun hasilnya tidak ada perbedaan, siswa kidal memiliki keunggulan signifikan pada penyelesaian masalah yang lebih sulit, seperti mengasosiasikan fungsi matematika ke sekumpulan data.
Tapi, mengapa tangan dominan seseorang berhubungan dengan kemampuan matematika mereka? Tampaknya, ini karena orang kidal dikaitkan dengan beberapa perbedaan mengejutkan dalam arsitektur otak.
Dan dalam sebuah meta-analisis tahun 1995 dari 43 studi dalam jurnal Psychobiology, ditetapkan bahwa orang kidal memiliki corpus callosum yang jauh lebih besar daripada orang yang tidak kidal.
ADVERTISEMENT
Corpus callosum sendiri merupakan seikat serabut saraf yang terdapat di antara belahan otak kiri dan kanan. Serabut saraf ini menghubungkan dan memungkinkan komunikasi antara kedua belahan otak tersebut.
Ilustrasi otak manusia. Foto: Shutterstock
"Kemungkinan bahwa hubungan yang lebih kuat antara dua belahan memungkinkan subjek [kidal] memiliki kemampuan spasial yang lebih kuat, dan kita tahu bahwa kemampuan spasial terhubung dengan matematika karena matematika sering dikonseptualisasikan di seluruh ruang," kata Giovanni Sala, pemimpin studi ini, mengutip Live Science.

Dapat disebabkan karena kerusakan otak

Namun pada beberapa kasus, terkadang kidal dapat disebabkan oleh beberapa jenis kerusakan otak, di mana belahan kanan harus mengambil alih karena ada semacam kerusakan di belahan kiri (lesi hemisfer).
Penelitian tahun 1986 yang terbit di jurnal Brain and Cognition ini membahas jika lesi terjadi di belahan otak kiri, ia dapat menyebabkan individu tersebut lebih banyak menggunakan belahan kanan otaknya. Karena belahan otak diindeks silang (artinya belahan kiri mengontrol sisi kanan tubuh, dan sebaliknya), belahan kanan yang dominan dapat menyebabkan kidal.
ADVERTISEMENT
Kejadian ini disebut "kidal patologis," dan mencatat bahwa ia dapat menyebabkan kesulitan belajar. Dengan kata lain, terkadang menjadi kidal dikaitkan dengan masalah belajar.
Namun, Sala memperingatkan bahwa hasil ini bukanlah kata akhir. Studi lanjutan perlu dilakukan, terlebih data lain menunjukkan bahwa orang kanan memiliki sedikit keunggulan intelektual atas orang kidal.
Misal pada ada studi tahun 2017 yang terbit di jurnal Neuroscience and Behavioral Review, tinjauan dilakukan pada 18 penelitian lain yang mencakup data dari lebih dari 20.400 orang. Hasilnya, orang yang tidak kidal memiliki IQ yang jauh lebih tinggi daripada rata-rata orang kidal.