Otak Pria Ini Dipenuhi Ratusan Cacing Pita Akibat Makan Daging Babi

27 November 2019 7:22 WIB
clock
Diperbarui 11 Desember 2019 19:12 WIB
comment
16
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cacing pita. Foto: flickr/Nathan Reading
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cacing pita. Foto: flickr/Nathan Reading
ADVERTISEMENT
Peristiwa yang cukup mengerikan menimpa seorang pria di China. Zhu Zhong-fa, pria berusia 43 tahun asal Hangzhou ini pergi ke rumah sakit setelah mengalami sakit kepala yang berlangsung satu bulan lamanya. Tatkala dokter memindai otaknya, betapa terkejutnya mereka saat mendapati ratusan cacing pita hidup di sana.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan News 18, Zhu mengunjungi rumah sakit First Affiliated Hospital of College of Medicine, Zhejiang University, dengan keluhan sakit kepala yang disertai kejang. Awalnya dokter tidak bisa mendiagnosis penyakit yang diderita si pria. Lantas staf rumah sakit melakukan MRI pada otak pasien.
Hasilnya, otak pasien menderita kerusakan cukup parah yang diakibatkan oleh cacing pita atau disebut sebagai neurocysticercosis. Pria itu kemudian dirawat di bawah pengawasan Dr. Wang Jian-rong dari departemen penyakit menular. Pemindaian lebih lanjut mengungkapkan, terdapat banyak cacing pita di bagian lain di tubuh Zhu.
Ilustrasi hasil pemindaian otak manusia yang dipenuhi dengan larva cacing pita. Foto: Nishanth Dev/ESIC Medical College and Hospital via The New England Journal of Medicine
“Ada beberapa lesi yang menempati ruang di otak pasien. Itu juga ditemukan di daerah paru-paru dan mengisi otot-otot di dalam rongga dada,” ujar Dr. Wang kepada Pear Video.
ADVERTISEMENT
Ketika ditanya ihwal pernahkah Zhu memakan daging yang kurang matang? Ia mengaku bahwa sekitar sebulan yang lalu, ia sempat memakan hot pot atau rebusan daging babi.
Telur cacing pita sendiri biasanya dibawa dalam kotoran hewan yang terinfeksi. Bentuknya sangat kecil sehingga tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Mereka bisa tumbuh menjadi cacing berukuran 7 meter dan menghasilkan 50.000 telur selama hidupnya.
Telur-telur ini sejatinya bisa mati, jika dipanaskan di bawah suhu 62 derajat Celcius atau beku dalam waktu 24 jam. Namun, ketika telur yang masih layak menetas masuk ke dalam tubuh manusia, mereka bisa mengendap di usus, di mana ia akan mendapatkan cukup nutrisi untuk dimakan. Saat mereka bereproduksi, cacing dapat bergerak lebih jauh ke dalam tubuh untuk mencari makan.
Telur cacing pita. Foto: Centers for Disease Control and Prevention
Larva ini akan menciptakan kista pelindung di sekitarnya. Ketika larva bergerak, kista akan membusuk dan menyebabkan infeksi yang dapat memicu kejang, sakit kepala, dan perubahan kepribadian.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, obat Anthelmintic bisa digunakan untuk membunuh larva-larva yang bersarang di otak. Sayangnya, belum ada obat untuk memperbaiki kerusakan otak yang disebabkan oleh cacing pita.
Kasus terkait cacing pita di tubuh manusia sering terjadi di negara-negara berkembang, yang fasilitas sanitasinya dinilai kurang baik. Ini adalah infeksi paling umum pada sistem saraf di seluruh dunia. Parasit semacam cacing pita hampir seluruhnya telah diberantas di wilayah Amerika Serikat.