Pakai Menstrual Cup Terlalu Lama, Perempuan Ini Kena Penyakit Langka

27 Januari 2020 9:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menstrual cup. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menstrual cup. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seorang wanita asal Prancis mengalami sindrom syok toksik setelah menggunakan menstrual cup saat sedang menstruasi. Akibatnya, kaki dan jari-jari tangan perempuan bernama Sandrine Graneau itu terpaksa diamputasi.
ADVERTISEMENT
Sindrom syok toksik atau disebut juga dengan toxic shock syndrome (TSS) terbilang sebagai penyakit yang jarang terjadi. Namun sekalinya menimpa seseorang, penyakit ini bisa berisiko pada kematian. Penyebabnya tak lain karena toksin (racun) yang dihasilkan dari bakteri beredar dalam aliran darah.
Racun tersebut dilepaskan oleh bakteri yang telah menginfeksi beberapa bagian tubuh. Biasanya, seseorang yang menderita sindrom syok toksik akan menunjukkan beberapa gejala, seperti demam tinggi, flu, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, muncul ruam di kulit, tekanan darah rendah, dan kegagalan sistem organ dalam tubuh.
Menstrual cup. Foto: Shutterstock
Gejala lainnya juga menyebabkan seseorang mengalami diare. Bibir, lidah, dan mata penderitanya memerah. Penderita juga bisa mengalami pusing atau pingsan, kesulitan bernapas, dan merasa bingung. Dalam beberapa kasus, orang tersebut mungkin memiliki luka di mana bakteri memasuki tubuh yang mungkin tidak tampak terinfeksi.
ADVERTISEMENT
Sindrom syok toksik ternyata juga rentan dialami seseorang yang menggunakan menstrual cup terlalu lama, seperti yang terjadi pada Graneau. Menstrual cup merupakan produk pengganti pembalut yang berbentuk corong dan terbuat dari karet atau silikon. Berbeda dengan pembalut, menstrual cup hanya berfungsi untuk menampung darah menstruasi dan bukan menyerapnya.
Diberitakan Newsweek, Graneau mulanya menderita sakit perut hebat saat memasak makan malam untuk anak-anaknya. Perempuan berusia 36 tahun itu lantas menghubungi seorang dokter ke rumahnya setelah rasa sakitnya tak kunjung mereda.
Ilustrasi bakteri. Foto: skeeze via Pixabay
Diagnosis awal menyebutkan, Graneau menderita batu ginjal. Sehari setelah dokter memeriksanya, kondisi wanita ini menurun drastis. Dokter mendapati tekanan darahnya sangat rendah, sehingga si pasien harus segera dilarikan ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Saat mendapat perawatan di UGD, muncul ruam di kulit Graneau. Dokter yang menanganinya lantas menyadari bahwa Graneau sedang menderita penyakit langka sindrom syok toksik.
Graneau mengisahkan, bakteri telah melepaskan racun yang menyebar ke ginjal, paru-paru dan organ hatinya. Karena itu, ia pun harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit selama hampir satu bulan. Yang mengejutkan, ahli bedah terpaksa memotong 18 tulang dari jari-jari tangannya dan menyisakan satu di setiap jari.
Berusaha bangkit dari keterpurukan karena kejadian nahas tersebut, Graneau kini mendirikan sebuah organisasi yang menyediakan dukungan emosional dan finansial bagi para penyintas sindrom syok toksik yang anggota tubuhnya diamputasi.
Perlu dicatat, meski sindrom syok toksik rentan terjadi pada seseorang yang menggunakan produk menstruasi, ternyata siapa pun juga berisiko mengalami hal serupa. Pemberian antibiotik merupakan bagian dari perawatan yang diberikan tim medis bagi penderita penyakit ini. Sementara obat-obatan diberikan untuk membuat tekanan darah kembali normal.
ADVERTISEMENT