Paul Alexander, Si Manusia Paru-paru Besi, Meninggal Dunia di Usia 78 Tahun

14 Maret 2024 10:41 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasien yang hidup di paru-paru besi. Foto: Everett Collection/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasien yang hidup di paru-paru besi. Foto: Everett Collection/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Paul Alexander, manusia paru-paru besi, dilaporkan meninggal di usia 78 tahun. Warga AS ini telah hidup dalam paru-paru besi untuk bernapas selama lebih dari 70 tahun.
ADVERTISEMENT
Kabar wafatnya disampaikan oleh teman lama Alexander, Daniel Spinks, dan terkonfirmasi oleh saudara laki-laki Alexander, Philip, melalui postingan di akun Facebook-nya. Alexander meninggal di rumah sakit Dallas pada Senin (11/3) waktu setempat.
Spinks mengatakan Alexander dilarikan ke rumah sakit setelah didiagnosis terinfeksi COVID-19, tapi dia belum mengetahui penyebab pasti kematian temannya. Sementara itu, Philip juga tidak menjelaskan penyebabnya.
"Dengan berat hati saya harus mengatakan kakak saya meninggal tadi malam," kata Philip. "Merupakan suatu kehormatan untuk menjadi bagian dari kehidupan seseorang yang dikagumi seperti dirinya."
Alexander tertular penyakit polio ketika dia berusia 6 tahun, tepatnya pada musim panas 1952 di tempat tinggalnya di Texas, AS. Vaksin polio efektif pertama baru mendapat izin pada 1955.
ADVERTISEMENT
Meski banyak orang yang tertular polio tak menunjukkan gejala apa pun, tapi satu dari 200 orang biasanya mengalami kelumpuhan. Di antara mereka yang lumpuh, antara lima sampai 10 persennya meninggal dunia karena otot-otot yang diperlukan untuk bernapas berhenti bekerja.
Dalam kasus Alexander, infeksi polio membuatnya lumpuh dari leher hingga kaki, membuatnya tidak bisa bernapas secara normal, sehingga dokter harus menempatkannya ke dalam paru-paru besi, teknologi pendukung kehidupan yang dapat membantu orang dengan kondisi seperti Alexander menghirup dan menghembuskan napas.
Meski hidup di dalam paru-paru besi selama 70 tahun, Alexander mampu bersekolah dan bahkan lulus di perguruan tinggi. Dia bahkan menjadi seorang pengacara dan penerbit buku tentang hidupnya yang berjudul “Three Minutes for a Dog”.
ADVERTISEMENT
Kematian si manusia paru-paru besi ini juga diumumkan di laman platform penggalangan dana GoFundMe yang dikelola oleh Christopher Ulmer, seorang advokat hak-hak disabilitas AS yang bertemu dan mewawancara Alexander pada 2022.
“Kisahnya menyebar luas, memberikan pengaruh positif kepada orang-orang di seluruh dunia,” tulis Ulmer di halaman GoFundMe. “Paul adalah panutan luar biasa yang akan terus dikenang.”
Polio yang juga dikenal sebagai poliomielitis adalah penyakit virus yang sangat menular, terutama di kalangan anak-anak di bawah usia 5 tahun. Penyakit ini biasanya ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak dengan kotoran orang yang terinfeksi atau yang lebih jarang terjadi lewat pernafasan, droplet seperti bersin atau batuk.
Saat virus masuk ke dalam tubuh, di akan berkembang biak di tenggorokan dan usus, terkadang menyerang sistem saraf, menyebabkan kelumpuhan.
ADVERTISEMENT
Paru-paru besi diperkenalkan ke publik saat epidemi polio menyerang di Eropa dan Amerika sekitar paruh pertama abad ke-20. Alat ini pertama digunakan pada 1928 untuk menyelamatkan nyawa seorang gadis berusia 8 tahun di Rumah Sakit Anak Boston.
Alat tersebut berbentuk silinder besar menyerupai drum yang berfungsi sebagai respirator buatan, bekerja dengan meniru proses pernapasan: Udara terlebih dahulu disedot keluar dari kotak dengan pompa yang dioperasikan secara manual atau menggunakan mesin.
Hal ini menciptakan ruang hampa sehingga menyebabkan paru-paru pasien mengambang dan menarik udara masuk. Kemudian, udara dikembalikan ke dalam kotak sehingga meningkatkan tekanan di dalam dan paru-paru pasien mengempis untuk mengeluarkan udara.
Adapun vaksin polio pertama diluncurkan pada 1950-an, dikembangkan oleh ahli virologi Amerika bernama Jonas Salk. Setelah itu, banyak negara di dunia mulai berupaya memberantas penyakit ini mulai 1988. Upaya ini telah menurunkan kasus virus polio liar hingga lebih dari 99 persen sejak 1988.
ADVERTISEMENT
Diperkirakan ada 350.000 kasus virus polio liar di lebih dari 125 negara pada 1988, tapi hanya enam kasus di dua negara pada 2021. Dari tiga jenis virus polio liar yang diketahui, dua telah diberantas di seluruh dunia: Tipe 2 pada 2015 dan tipe 3 pada 2019. Virus polio tipe 1 masih beredar di Pakistan dan Afghanistan.
Ketika jumlah kasus polio menurun, paru-paru besi tidak lagi digunakan dan hanya segelintir orang yang sudah menggunakan alat ini, termasuk Alexander. Saat ini pasien yang membutuhkan bantuan untuk bernapas diberikan ventilator modern.