Paus Bungkuk Putih Super Langka Terekam Kamera Peneliti, Begini Penampakannya

15 Oktober 2024 15:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak paus bungkuk berwarna putih langka.  Foto: Ocean Culture Life/Jono Allen
zoom-in-whitePerbesar
Anak paus bungkuk berwarna putih langka. Foto: Ocean Culture Life/Jono Allen
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para penyelam dari lembaga amal Ocean Culture Life (OCL) tak sengaja menemukan hewan super langka anak paus bungkuk berwarna putih dalam perjalanan ke Tonga.
ADVERTISEMENT
Mereka menemukan anak paus langka itu berenang dan bermain bersama induknya serta seekor paus jantan. Ini bisa dibilang langka meski paus bungkuk sebenarnya sering bermigrasi ke Tonga setiap tahun antara Juli dan November untuk kawin dan melahirkan di perairan hangat. Kenapa langka? Karena peluang melihat paus berwarna putih sangatlah rendah.
Anak paus bungkuk putih pertama kali terlihat pada Agustus 2024, diyakini sebagai paus bungkuk putih pertama yang pernah dilahirkan di perairan Tonga, sebuah tempat di sekitar pulau Vava’u.
Menurut OCL, melacak kembali keberadaan ibu dan anak paus sejak pertama kali ditemukan pada Agustus adalah hal mustahil, sehingga pertemuan tak terduga ini menjadi peristiwa yang sangat langka. Jono Allen, pemandu wisata dan fotografer yang kala itu ikut bersama tim berlayar ke Tonga, menyebut kejadian ini sebagai “pengalaman seumur hidup dan hak istimewa yang tak terlukiskan”.
ADVERTISEMENT
Menurut sesama fotografer satwa liar, Matt Porteous, dalam sebuah unggahan di Instagram, menyebut bahwa Allen mampu mendapat kepercayaan induk paus sehingga anaknya dibiarkan untuk berinteraksi dengan Allen.
“Sang induk yang tersentuh oleh energi tenang Jono, perlahan mengangkat anaknya ke permukaan, membiarkan anaknya berinteraksi dengan kami. Menyaksikan komunikasi hening ini terasa seperti bagian dari ritual kuno, jembatan pemahaman antar-spesies,” tulis Porteous.
Anak paus putih itu kini diberi nama Mãhina, yang maknanya Bulan dalam bahasa Tonga.
Warna putihnya bisa jadi disebabkan oleh salah satu dari dua hal: albinisme atau leukisme. Albinisme adalah kondisi genetik yang ditandai dengan tidak adanya pigmen melanin, sementara leukisme ditandai tidak adanya sebagian pigmen.
Untuk sementara, peneliti menduga Mãhina menderita leukisme, karena memiliki mata hitam–hewan dengan albinisme biasanya memiliki mata merah atau merah muda. Terlepas Mãhina menderita albinisme atau leukisme, penampilannya yang mencolok bikin Allen khawatir dia lebih rentan diburu predator.
ADVERTISEMENT
"Sementara sang ibu dengan gigih melundungi Mãhina dan pendamping jantan juga melakukan pekerjaan yang hebat untuk menjaganya tetap aman, kulitnya yang putih bersih membuatnya sangat rentan terhadap predator, dan kami tidak tahu apakah kami akan pernah melihatnya kembali di sini suatu hari nanti," kata Allen dalam pernyataan seperti dikutip IFL Science.