Paus Sperma Berukuran Jumbo Terdampar di Pantai Banyuwangi, Gagal Diselamatkan

3 Agustus 2022 9:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga melihat seekor Paus Sperma (physeter macrocephalus) terdampar di Pantai Warudoyong, Bulusan, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (1/8/2022).  Foto: Budi Candra Setya/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Warga melihat seekor Paus Sperma (physeter macrocephalus) terdampar di Pantai Warudoyong, Bulusan, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (1/8/2022). Foto: Budi Candra Setya/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Paus sperma (Physeter macrocephalus) berukuran jumbo ditemukan terdampar di Pantai Warudoyong, Perairan Laut Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada Senin (1/8).
ADVERTISEMENT
Paus berukuran 16,6 meter itu pertama kali ditemukan pada pukul 13.00 WIB. Dia datang dari utara dan terlihat kebingungan hanya berputar-putar di perairan berjarak 50 meter dari bibir pantai. Paus kemudian berenang ke arah selatan sembari terus menyemburkan air lewat punggungnya.
Paus itu akhirnya berhenti berenang saat tiba di belakang Hotel Ketapang Indah dan sempat menabrak rangka dermaga.
Sayang, baik warga maupun pihak berwenang setempat tak berhasil menyelamatkan paus tersebut. Dia ditemukan mati pada Senin (1/8) malam. Kini, bangkai paus sperma bakal dievakuasi dan diautopsi guna keperluan riset dan ilmu pengetahuan.
Foto udara proses evakuasi seekor Paus Sperma (physeter macrocephalus) yang mati terdampar di Pantai Warudoyong, Bulusan, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (2/8/2022). Foto: Budi Candra Setya/ANTARA FOTO
“Bangkai paus dievakuasi dan diautopsi untuk keperluan riset dan ilmu pengetahuan. Kami akan melibatkan Universitas Airlangga (Unair) di Banyuwangi untuk melakukan autopsinya,” ujar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, sebagaimana dikutip Antara.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Ipuk bilang, autopsi ini dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kematian paus sperma yang terdampar.
“Dicek dulu kematiannya karena apa. Apa karena faktor usia, apakah karena penyakit, pencernaannya, apakah ada makanan yang mengganggu. Ini akan berguna bagi riset dan ilmu pengetahuan ke depan. Tentu akan menambah khazanah keilmuan soal paus,” katanya.
Foto udara proses evakuasi seekor Paus Sperma (physeter macrocephalus) yang mati terdampar di Pantai Warudoyong, Bulusan, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (2/8/2022). Foto: Budi Candra Setya/ANTARA FOTO
Sementara menurut salah satu tim dari Unair, drh. Aditya Yudhana, proses autopsi sendiri akan dilakukan di lokasi setelah bangkai paus berhasil dievakuasi ke darat. Hal utama yang akan diperiksa dari tubuh paus ini adalah sistem pencernaannya, untuk menentukan apakah ada pendarahan, benjolan, atau keanehan lainnya. Dia juga mengatakan akan mencari tahu penyebab mamalia itu bisa terdampar.
“Selat Bali ini memang termasuk jalur migrasi paus. Tapi dilakukan di kedalaman 800-900 meter. Jadi, kok bisa sampai terdampar ini, juga akan mati teliti,” kata Aditya.
ADVERTISEMENT