Pecah! Bentrok Dua Geng Monyet di India Makan Korban, 2 Orang Tewas

14 Oktober 2020 8:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Monyet Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Monyet Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Perang antara dua geng monyet terjadi di Agra, Uttar Pradesh, India. Bentrokan tersebut menyebabkan dua orang manusia tewas.
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu terjadi di dekat sebuah rumah tua yang tengah direnovasi pada 6 Oktober. Para monyet berkelahi untuk merebut teritorial hingga membuat tembok bangunan runtuh.
Kejadian tersebut disaksikan oleh seorang pedagang emas bernama Laxman Tulsiani dan seorang tukang kunci bernama Veera, yang tengah berada di lantai dua. Kedua saksi mata menjadi korban dalam ricuh antar-geng monyet itu.
Mereka tertimpa dinding lantai tiga yang rubuh saat kerusuhan dan segera dilarikan ke rumah sakit. Namun sayang, cederanya terlalu parah hingga keduanya meninggal dunia.
Ini bukanlah pertama kalinya kerusuhan yang disebabkan oleh geng monyet di India terjadi. Dengan lebih dari 50 juta populasi monyet di India, tercatat ada 13 kematian akibat kerusuhan monyet dan 1.000 kasus korban serangan gigitan monyet sejak 2015.
ADVERTISEMENT
“India telah menghadapi ancaman monyet sejak akhir 80-an. Sebelumnya, manusia dan primata hidup berdampingan dengan damai tanpa konflik, ” kata Dr Iqbal Malik, seperti dikutip Vice.
Monyet. Foto: AFP/Mladen ANTONOV
Dr Iqbal Malik adalah seorang ahli primata yang memiliki pengalaman selama 40 tahun mempelajari spesies monyet di India. Ia mengatakan, bahwa tingginya angka kelahiran monyat dan kurangnya habitat memunculkan persaingan dan agresi antar-monyet.
“Agresi ini kemudian berlanjut ke manusia, terutama dalam kasus ketika tanah yang dihuni monyet dirampas oleh pihak berwenang,” terangnya.
Pada kisaran 2002 hingga 2018, India membabat 310.624 hektar kawasan hutan karena kepentingan deforestasi dan industrialisasi. Bergantung pada skala dan sifat kerusakan, pemerintah negara bagian telah memiliki berbagai ide untuk mengatasi masalah bentrokan monyet.
ADVERTISEMENT
Pada 2016, negara bagian negara bagian Himachal Pradesh, menyatakan monyet sebagai hama, memungkinkan orang untuk membunuh mereka. Dan pada 2019, negara bagian Uttarakhand mengikuti langkah negara bagian Himachal Pradesh, yang menyebutnya sebagai hama.
Di ibu kota India, Delhi, pemerintah telah merelokasi monyet ke suaka margasatwa.
Ada juga upaya untuk memindahkan monyet dari Delhi ke hutan di negara bagian tetangga. Sementara di Bihar, petani juga terus membujuk politisi lokal untuk menahan serangan monyet pada tanaman mereka.
Monyet-monyet di India. Foto: AFP/Sanjay Kanojia
Di sisi lain, ada kepercayaan setempat yang sangat mempengaruhi cara manusia memperlakukan monyet. Misalnya, kepercayaan pada Hanoman, dewa monyet yang merupakan salah satu dewa paling populer dalam mitologi Hindu.
“Orang-orang memanggil saya untuk merelokasi monyet di daerah perkotaan, tapi saya tidak tahan melihat mereka (monyet) dikurung. Bagaimanapun, mereka adalah dewa kami Bajrangbali (Hanoman), ”kata Ravi Kumar, penjaga monyet di Delhi.
ADVERTISEMENT
Sementara Yogesh Gokhale, seorang peneliti botani yang tinggal di Delhi dengan keahlian dalam pengelolaan sumber daya alam, mengatakan di lingkungannya juga jadi ancaman monyet.
“Di lingkungan perumahan saya, kami memiliki ancaman monyet yang serius, tetapi orang-orang terus memberi makan hewan-hewan ini karena mereka menganggapnya sebagai simbol agama, " ujarnya.
Untuk itu, peran badan sipil lokal sangat penting dalam menangani masalah manusia dan hewan. Solusinya terletak pada perencanaan kota termasuk perlindungan hutan, menutup tempat sampah dan mengumpulkan sampah secara teratur.
Sejumlah monyet liar sedang memakan pisang di Jalanan Kota New Delhi, India, Kamis, (2/4). Foto: Jewel SAMAD / AFP

Menjaga populasi monyet dengan kontrasepsi

Pada 2019 lalu, peneliti sudah membahas penggunaaan Imunokontrasepsi untuk menjaga populasi monyet tetap terkendali. Namun, para aktivis berpendapat, hal itu justru akan berpotensi memperburuk ancaman.
ADVERTISEMENT
“Sterilisasi monyet bukanlah solusi pertama yang ideal, karena proses penangkapan bisa membuat mereka kesal dan terganggu,” kata Khushboo Gupta, kepala petugas advokasi PETA India.
Ia menekankan bahwa sterilisasi adalah metode ilmiah untuk pengendalian populasi. Jadi, ini adalah tanggung jawab manusia untuk mencari cara lain untuk mengekang ancaman tersebut. Solusinya adalah dengan membuat rumah atau tempat berlindung monyet di perkotaan dengan tanaman hijau alami.
"Monyet bukan masalahnya. Manusia, yang telah menciptakan keadaan yang memaksa hewan-hewan ini masuk ke kota,” kata Gupta.