Pemerintah Jerman Wajibkan Vaksinasi bagi Semua Anak

22 Juli 2019 10:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak imunisasi, diberi vaksin. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak imunisasi, diberi vaksin. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Jerman baru saja mengeluarkan aturan baru demi mencegah penyebaran campak di negaranya. Aturan baru ini adalah perintah vaksinasi yang wajib dilakukan untuk semua anak di Jerman.
ADVERTISEMENT
Aturan ini disahkan pada 17 Juli 2019 dan akan mulai diberlakukan per 1 Maret 2020. Nantinya, orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya harus menunjukkan bukti bahwa anak mereka telah mendapat vaksin.
Orang tua yang tidak bisa menunjukkan bukti mengenai vaksinani anak bakal didenda hingga 2.500 euro atau sekitar Rp 39 juta. Selain itu, anak mereka akan dilarang masuk ke sekolah.
Aturan yang sama juga berlaku bagi para guru, perawat anak, dokter, dan orang dewasa lain yang bekerja di fasilitas medis atau komunitas. Mereka harus menunjukkan bukti telah divaksin dan imun terhadap penyakit menular.
Para pencari suaka dan pengungsi juga diminta untuk menunjukkan bukti vaksin, jika ingin masuk ke dalam penampungan di Jerman.
ADVERTISEMENT
"Kami ingin melindungi semua anak dari infeksi campak," ujar Jens Spahn, Menteri Kesehatan Jerman, seperti dilansir IFL Science.
Ilustrasi anak imunisasi, diberi vaksin. Foto: Shutterstock
Ini merupakan langkah Jerman menjaga negerinya dari wabah campak. Sebab, pada 2018, tercatat ada 82.596 kasus campak baru yang terjadi di Benua Biru itu.
Jerman menjadi salah satu negara Eropa yang paling buruk mengalami dampaknya. European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) melaporkan bahwa ada 651 kasus campak baru di Jerman.
Dengan aturan baru ini, pemerintah berharap bisa meningkatkan tingkat vaksinasi di Jerman di atas 95 persen. Angka itu berdasarkan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) untuk menciptakan ketahanan menyeluruh terhadap campak.
Penyebab utama mewabahnya campak di Eropa adalah akibat kegagalan melakukan vaksinasi. Meski banyak faktor di balik terjadinya wabah, masalah rasa tidak percaya terhadap vaksin akibat internet dianggap menjadi salah satu kontributor terbesar.
ADVERTISEMENT
Rasa tidak percaya itu adalah akibat sebuah riset palsu yang menghubungkan vaksin campak, gondok, dan rubella (MMR) dengan autisme. Riset ini dipimpin oleh Andrew Wakefield yang terbit pada 1998.
Riset ini telah ditarik dari umum dan dibuktikan salah. Wakefield telah dilarang bekerja sebagai dokter di Inggris dan diputuskan bersalah atas pemalsuan data, eksploitasi anak, dan konflik kepentingan.