Penampakan Ikan Akuarium Tertua di Dunia, Usianya Lebih dari 100 Tahun

26 September 2023 16:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ikan akuarium tertua di dunia bernama Temui Methuselah, di San Francisco. Foto: Jeff Chiu/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Ikan akuarium tertua di dunia bernama Temui Methuselah, di San Francisco. Foto: Jeff Chiu/AP Photo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seekor lungfish bernama Methuselah menjadi ikan akuarium tertua di dunia. Studi baru menunjukkan bahwa usia ikan tersebut kemungkinan puluhan tahun lebih tua dari perkiraan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Methuselah adalah ikan paru-paru Australia betina (Neoceratodus forsteri) yang tinggal di Akuarium Steinhart di San Francisco, California. Dia pertama kali tiba di sana pada 1938, dikirim dari Fiji dan Australia ke AS, bersama lebih dari 200 ikan lainnya.
Petugas akuarium tak pernah tahu secara pasti berapa umur Methuselah, tapi dia diperkirakan berusia 84 tahun dan menjadikannya ikan tertua yang hidup di akuarium. Nama Methuselah sendiri diambil dari Alkitab, yakni orang yang konon hidup sampai usia 969 tahun.
“Meski kami mengetahui Methuselah datang kepada kami pada akhir tahun 1930-an, belum ada metode untuk menentukan usianya pada saat itu,” kata Charles Delbeek, kurator akuarium di Steinhart Aquarium, sebagaimana dikutip California Academy of Sciences. “Ini sangat menarik untuk mengetahui pemahaman lebih baik tentang usia sebenarnya.”
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini peneliti memutuskan untuk mencari tahu usia sebenarnya dari Methuselah, dengan menganalisis “jam usia DNA”. Dalam studi tersebut, para peneliti membandingkan DNA Methuselah dengan materi genetik ikan paru-paru Australia lain untuk mengetahui seberapa banyak kerusakan DNA yang terakumulasi.
Mereka membandingkan DNA 30 lungfish Australia dari penangkaran dan alam liar, termasuk dua lungfish yang hidup Steinhart Aquarium. Tim menganalisis jumlah metilasi pada materi genetik ikan. Metilasi adalah proses biologis di mana gugus metil–atom karbon terkait pada tiga atom hidrogen– ditambahkan ke molekul DNA.
Dari sini, mereka dapat mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan Methuselah untuk mengumpulkan jumlah gugus metil yang ditemukan dalam DNA-nya. Para peneliti sebenarnya tidak yakin berapa lama Methuselah hidup, tapi seiring dengan semakin banyaknya individu lungfish yang diambil sampelnya, jam DNA spesies tersebut akan menjadi lebih akurat dan membantu mengungkap misteri umur Methuselah, kata David Roberts selaku rekan penulis studi yang merupakan ilmuwan dari Australian River Institute di Griffith University.
ADVERTISEMENT
Hasil analisis menunjukkan, Methuselah kemungkinan besar berusia 92 tahun. Namun, mengingat eksperimen ini memiliki tingkat ketidakpastian, peneliti menduga umur Mathuselah bisa mencapai 101 tahun. Yang pasti, saat ini belum ada lungfish yang umurnya lebih tua dari Methuselah.
Lungfish Australia hanya ditemukan di sebagian sungai di Queensland, Australia. Menurut Australian Museum, sungai-sungai ini punya kondisi tak stabil: Selama musim kemarau, aliran sungai akan melambat bahkan berhenti sehingga mengurangi tingkat ketersediaan oksigen di dalam air. Ketika bernapas di bawah air sulit, lungfish mampu berenang ke permukaan dan menghirup udara melalui satu paru-paru, ini lah yang membuat dia dijuluki “ikan paru-paru”.
Lungfish juga sering disebut “fosil hidup” karena relatif tidak berubah selama jutaan tahun. Fosil tertua ikan paru-paru dari genus Neoceratodus berasal dari sekitar 380 juta tahun lalu, atau selama periode Devonian (419,2 juta hingga 358,9 juta tahun lalu).
ADVERTISEMENT
Namun, saat ini populasi lungfish semakin terancam oleh proyek pembangunan manusia, salah satunya bendungan yang mengubah habitatnya. Saat ini mereka terdaftar sebagai spesies terancam punah dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).