Penampakan ‘Ikan Hantu’ Aneh Penghuni Lingkungan Gelap Gulita Palung Mariana

20 Januari 2022 8:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi makhluk laut terekam di dasar Palung Mariana di Samudra Pasifik. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makhluk laut terekam di dasar Palung Mariana di Samudra Pasifik. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Jauh di dasar laut, hidup seekor ikan berwarna merah muda, berlendir dan tampak pucat seperti hantu dengan bentuk menyerupai kecebong raksasa. Panjangnya hanya sekitar 30 cm.
ADVERTISEMENT
Mereka hidup di dasar Palung Mariana atau sekitar 7.000 meter di bawah permukaan laut. Ikan ini mencari makan dalam lingkungan yang gelap gulita, tekanan air yang sangat dahsyat mencapai 1.000 kali lebih berat ketimbang di permukaan laut.
Ia adalah ikan siput Mariana atau dijuluki ikan hantu. Populasi ikan hantu sangat melimpah di Mariana. Mereka juga diketahui sebagai predator puncak di sana.
Lantas, bagaimana mereka mencari makan di lingkungan ekstrem tanpa cahaya? Penelitian baru ini akan memberikan gambaran kepada kita bagaimana ikan siput Mariana melakukannya.
Dalam penelitian yang terbit di jurnal Nature Ecology & Evolution, para ilmuwan China meneliti anatomi dan genetika ikan. Tim lantas mengambil spesimen ikan yang hidup 7.000 meter di bawah permukaan laut menggunakan kapal yang dioperasikan dari jarak jauh. Dari spesimen yang diambil mereka menganalisis gen, protein, dan anatomi ikan hantu.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, ilmuwan menemukan sejumlah keanehan. Pertama, ikan memiliki celah di tengkoraknya. Kun Wang, penulis utama penelitian dari Northwestern Polytechnical University, mengatakan bahwa celah tersebut dapat membantu menyeimbangkan ikan dari tekanan dahsyat. Sebagai informasi, di kedalaman 7.000 meter di bawah permukaan laut, tekanan air setara dengan 1.600 gajah bertumpuk di atas kepalamu.
Terlebih sebagian besar tulang ikan hantu adalah tulang rawan. Faktanya, tim menemukan bahwa ikan ini memiliki mutasi pada gen utama yang bertanggung jawab untuk pengapuran, penumpukan kalsium guna mengeraskan tulang. Mutasi ini membuat sebagian gen tidak berfungsi. Wang bilang, ini membuat tulang mereka lebih fleksibel sehingga mampu menahan tekanan.
Tekanan besar di dasar laut juga dapat memecah protein penting untuk proses fisiologis. Tim menemukan, ikan siput Mariana memiliki zat trimetilamina N-oksida (TMAO) yang sangat tinggi. Ini digunakan untuk menstabilkan protein. Kebanyakan hewan hanya memiliki satu salinan gen tersebut, tapi ikan hantu punya lima salinan gen.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tekanan tinggi bisa membuat hewan sulit memindahkan bahan kimia ke dalam atau luar sel. Tapi ikan hantu menggantinya dengan memproduksi sejumlah protein yang mengandung zat yang diperlukan.
Pada akhirnya, mata ikan siput tidak berfungsi sebagaimana hewan lainnya, ini terbukti ketika mereka tidak merespons cahaya dari kapal yang mendekati mereka. Hal ini mungkin karena mereka kekurangan beberapa gen fotoreseptor. Karena mereka hidup dalam lingkungan gelap gulita, jadi mereka tidak perlu mendeteksi cahaya yang tidak pernah mereka lihat.