Penampakan Kucing Emas Langka Terekam Video di Gunung Leuser

16 Desember 2021 7:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seekor kucing emas langka berhasil terekam kamera video di Taman Nasional Gunung Leuser. Foto: BBTN Gunung Leuser via Instagram
zoom-in-whitePerbesar
Seekor kucing emas langka berhasil terekam kamera video di Taman Nasional Gunung Leuser. Foto: BBTN Gunung Leuser via Instagram
ADVERTISEMENT
Seekor kucing emas langka berhasil terekam kamera video di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh. Video tersebut, yang di-posting Balai Besar Taman Nasional (BBTN) Gunung Leuser di Instagram Reels pada Selasa (14/12), berhasil menyita perhatian netizen hingga meraup lebih dari 1.800 likes.
ADVERTISEMENT
Video berdurasi 10 detik itu menampilkan seekor kucing emas Asia yang berjalan di hutan Gunung Leuser lewat dua sudut pandang rekaman. Meski namanya kucing emas, bulu di tubuhnya ternyata berwarna oranye.
“Aku kira kucing oren nyasar di hutan, baru tahu. Cakep sih itu,” kata salah seorang warganet di kolom komentar posting-an. ‘Kucing oren’ sendiri merupakan meme dari Twitter untuk merujuk kucing berwarna oranye, yang sering mendapat stigma sebagai kucing bertabiat badung.
Kucing emas Asia umumnya bertubuh kekar, namun dengan penampilan seperti kucing pada umumnya. Menurut catatan Thai National Parks, kucing emas Asia memiliki kisaran panjang tubuh 66 hingga 105 cm, dengan panjang ekor 40 hingga 57 cm, dan tinggi bahu 56 cm. Beratnya berkisar antara 9 hingga 16 kg, atau sekitar dua atau tiga kali lipat lebih berat ketimbang kucing domestik.
ADVERTISEMENT
Seekor kucing emas Asia biasanya memiliki warna bulu yang seragam. Namun, masing-masing kucing emas Asia bisa punya warna bulu yang variatif, mulai dari merah, coklat keemasan, coklat tua, kayu manis pucat, abu-abu, hingga hitam.
“Bentuk transisi di antara berbagai warna juga ada. Ini mungkin ditandai dengan bintik-bintik dan garis-garis. Garis putih dan hitam membentang di pipi dan sampai ke atas kepala, sedangkan telinga berwarna hitam dengan area abu-abu di tengah,” jelas Thai National Parks dalam situs webnya.
“Kucing emas dengan bintik-bintik seperti macan tutul telah ditemukan di China, menyerupai kucing macan tutul besar. Bulu berbintik ini adalah karakteristik resesif.”
Kucing emas Asia (Catopuma temminckii). Foto: Karen Stout/flickr via Wikimedia Commons (CC BY-SA 2.0)
Kucing emas Asia hidup menyendiri di wilayah teritorialnya saja. Pengamatan para peneliti menunjukkan bahwa mereka umumnya aktif di malam hari.
ADVERTISEMENT
Kucing emas Asia dapat memanjat pohon jika diperlukan. Mereka memangsa burung, kelinci, hewan pengerat dan reptil, ungulata atau mamalia berkuku kecil seperti muntjac dan rusa sambar muda. Thai National Parks melaporkan bahwa kucing emas Asia juga mampu menjatuhkan mangsa yang jauh lebih besar dari diri mereka sendiri, seperti anak kerbau dan ghoral (hewan mirip kambing dan antelop yang hidup di daerah pegunungan di Asia timur).
Kendati terkesan liar karena bisa makan anak kerbau, kucing emas Asia sebenarnya punya tabiat yang mirip seperti kucing domestik. Mereka senang mengeong dan mendengkur, mencakar batang pohon, dan menggosok-gosokan kepala mereka ke berbagai benda.
Berdasarkan penjelasan BBTN di situs web Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kucing emas Asia tersebar di sebagian besar wilayah Asia Tenggara, mulai dari Myanmar, Thailand, Kamboja, Malaysia, hingga Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, kucing unik dengan nama ilmiah Catopuma temminckii ini belum memiliki banyak data populasinya. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, kucing emas terpantau di sejumlah kawasan hutan Sumatra bagian selatan.
Kucing emas merupakan satwa liar dengan status terancam, menurut badan konservasi dunia IUCN (International Union for Conservation of Nature). Pada 2014, mereka mengklasifikasikan kucing emas masuk ke dalam kategori Near Threatened atau hampir terancam.
BBTN menambahkan, dibandingkan dengan kondisi 10 tahun yang lalu, status kucing emas sebenarnya menurun dari Vulnerable (rentan). Perburuan ilegal dan kerusakan habitat merupakan ancaman utama bagi kelestarian kucing ini.
ADVERTISEMENT