Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Penampakan Langka, Macan Tutul Jawa Terekam Kamera di TN Meru Betiri, Jember
12 Januari 2021 14:03 WIB

ADVERTISEMENT
Seekor macan tutul langka tertangkap kamera di Taman Nasional Meru Betiri, Andongrejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Peristiwa itu kemudian dibagikan dalam akun Instagram resmi Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
ADVERTISEMENT
Rekaman macan tutul itu diambil dari hasil pantauan 103 kamera yang terpasang di 52 titik monitoring. Dalam video berdurasi 55 detik itu terlihat satwa liar prioritas macan tutul atau Panthera pardus melas tengah mengawasi lingkungan sekitarnya.
Sepanjang tahun 2020, terpantau 15 individu macan tutul di Taman Nasional Meru Betiri. Jumlah itu mengalami peningkatan dari tahun 2019 yang hanya ada 12 individu.
“Setiap tahun tren populasi macan tutul terus bertambah. Hal ini tak lepas dari peran kerja nyata staf Balai TN Meru Betiri,” ujar Ir. Wiratno, Direktur Jenderal KSDAE dalam akun Instagram Ditjen KSDA.
Macan tutul Jawa merupakan satwa yang dilindungi dan telah masuk dalam Redlist IUCN dengan kategori Critically Endangered atau terancam punah serta termasuk dalam Appendix I CITES. Macan tutul Jawa hanya ditemukan di Pulau Jawa, Pulau Kangean, Pulau Nusakambangan dan Pulau Sempu.
ADVERTISEMENT
Di Provinsi Jawa Tengah, macan tutul Jawa sedang mengalami kehilangan, degradasi kualitas dan fragmentasi habitat sehingga populasinya terancam punah. Setelah harimau Jawa punah, macan tutul Jawa menduduki puncak rantai makanan. Ancaman perburuan, kerusakan hutan sebagai habitat dan berkurangnya mangsa membawa mereka pada jurang kepunahan.
Sekarang, pendataan populasi macan tutul Jawa di alam liar menjadi masalah krusial. Berdasarkan data IUCN pada 2008, populasi hewan ini diperkirakan hanya ada 250 ekor di alam liar. Sementara di kebun binatang, menurut data Persatuan Kebun Binatang Indonesia (PKBSI) jumlahnya berkisar 41 individu.
Forum Pemerhati Macan Tutul Jawa (Formata) mencatat, sejak 2008 konflik macan tutul Jawa dengan manusia terjadi lebih dari 55 kasus. “Saat konflik terjadi, manusia inginnya membunuh saja. Padahal macan tutul beda dengan harimau. Dia cenderung takut manusia,” kata Sekretaris Jenderal PKBSI, Toni Sumampau, sebagaimana dikutip Mongabay Indonesia.
Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) Nomor P.56/Menlhk/Kum.1/2016 Tentang Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Macan Tutul Jawa Tahun 2016 – 2026. Salah satu tujuannya adalah meningkatkan populasi macan tutul Jawa di alam.
ADVERTISEMENT
Namun, banyak orang pesimistis akan pertumbuhan populasi macan tutul Jawa karena data di alam liar belum tersedia. KBB dan Taman Safari Bogor sering dijadikan opsi untuk rescue sekaligus rehabilitasi macan tutul ketika konflik pecah. Kendati begitu, semakin lama dia direhabilitasi, ini akan berpengaruh pada sifat liarnya.
KSDA mengatakan, peran masyarakat desa di sekitar kawasan konservasi macan tutul Jawa sangat berpengaruh dalam menjaga kelestarian hewan tersebut. “Satwa liar akan berkembang apabila hutan tempat hidupnya kita jaga bersama dari perburuan satwa dan penebangan,” tulis KSDA dalam akun Instagram resminya.