Penampakan Rusa Terbesar di Indonesia Terekam Kamera

22 Februari 2021 15:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan rusa sambar yang terekam kamera di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh, Sumatra Utara. Foto: Dok. Taman Nasional Gunung Leuser/Instagram
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan rusa sambar yang terekam kamera di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh, Sumatra Utara. Foto: Dok. Taman Nasional Gunung Leuser/Instagram
ADVERTISEMENT
Sesosok hewan berbulu hitam kecokelatan dengan tanduk bercabang besar muncul dari balik semak belukar. Ia tampak berjalan dan sesekali memakan rumput yang ada di sekitarnya. Dia adalah rusa sambar.
ADVERTISEMENT
Penampakan rusa sambar itu terekam kamera pemantau yang terpasang di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh, Sumatra Utara. Menurut penjelasan Taman Nasional Gunung Leuser di akun Instagram-nya, hewan tersebut diketahui sedang mencari makanan di antara rimbun pepohonan. Rusa sambar dengan nama ilmiah Cervus unicolor merupakan rusa terbesar di Indonesia.
Rusa spesies ini salah satu anggota famili Cervidae. Di Indonesia, ada dua jenis rusa sambar: Rusa Unicolor Equinus yang banyak hidup di Sumatra dan Rusa Unicolor Brookei di Kalimantan.
Selain di Indonesia, rusa sambar juga dapat ditemukan di sejumlah wilayah lain di Asia, seperti Pegunungan Himalaya, Pakistan, dan Nepal di Asia Selatan; Burma (Myanmar), India, Kamboja, Thailand, Semenanjung Melayu dan Malaysia, Sri Lanka, serta Filipina di Asia Tenggara; dan Pulau Hainan di Taiwan. Sambar juga diintroduksi ke Australia, Selandia Baru, serta California, Florida, dan Texas di AS.
ADVERTISEMENT
Rusa sambar bisa tumbuh dengan tinggi mencapai 102 hingga 160 sentimeter, dengan berat tubuh 546 kilogram kendati sebagian besar spesiesnya memiliki bobot sekitar 225 hingga 320 kilogram. Sementara untuk panjang tubuhnya bisa mencapai 162 hingga 246 sentimeter, dengan panjang ekor 25 sampai 30 sentimeter.
C. unicolor biasanya menghuni lereng bukit berhutan yang landai dan curam. Mereka lebih suka tinggal di dekat area budidaya, seperti perkebunan untuk mendapat makanan. Namun, mamalia ini juga bisa ditemukan di hutan lebat, hutan rawa, dan semak terbuka.
Rusa sambar akan pindah ke tempat yang lebih tinggi ketika musim panas tiba dan turun ke daerah yang lebih rendah ketika musim dingin atau hujan. Mereka memiliki ciri khas tubuh besar dengan bulu kasar berwarna kecokelatan dan cenderung berwarna cokelat keabu-abuan atau kemerah-merahan, dengan warna gelap di bagian atasnya.
ADVERTISEMENT
Pejantan umumnya lebih besar dari betina dan memiliki surai tebal di lehernya. Selain itu, rusa jantan juga punya tanduk dengan tiga hingga empat gigi, dan tanduk mereka secara berkala akan lepas dan menumbuhkan tanduk baru.
Soal musim kawin, umumnya rusa melakukan perkawinan alami pada September hingga Januari. Kendati begitu, rusa sambar sebenarnya tidak punya musim kawin yang spesifik. Usia kandungan si hewan berkisar tujuh hingga sembilan bulan. Anak rusa yang baru lahir umumnya punya berat 10 kilogram.
Rusa jantan akan menumbuhkan tanduk ketika mereka menginjak usia satu sampai dua tahun. Sementara si betina akan siap bereproduksi ketika umurnya dua tahun. Mereka menganut sistem poligini, artinya satu pejantan rusa sumbar bisa kawin dengan banyak betina.
Ilustrasi rusa sambar. Foto: Wikipedia
Makhluk ini aktif di malam hari dan menghabiskan waktu di siang hari untuk beristirahat di hutan lebat. Rusa sambar lebih senang menyendiri tapi dapat ditemukan dalam kelompok kecil ketika musim kawin tiba. Makanan mereka terdiri dari dedaunan, buah beri, rerumputan, kulit kayu dari pohon muda, herba, dan tunas.
ADVERTISEMENT
Upaya perlindungan rusa sambar dimulai dengan dikeluarkannya Peraturan Perlindungan Binatang Liar tahun 1931 Nomor 266 dan Undang-undang nomor 5 tahun 1990 yang dipertegas dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 301/Kpts-II/1991 tanggal 10 Juni 1991. Pada Peraturan Pemerintah Nomor: 7 tahun 1999 tentang pengawetan tumbuhan dan satwa liar, Rusa Sambar (Rusa unicolor) termasuk dalam salah satu hewan yang dilindungi.
Di Aceh, daging rusa sambar masih diperjualbelikan dengan bebas di pasaran. Ada juga yang menyediakannya dalam bentuk makanan cepat saji di sejumlah warung makan. Bahkan, dagingnya dibikin makanan khas seperti dendeng.
Padahal lembaga konservasi internasional IUCN (International Union for Conservation of Nature), menggolongkan rusa spesies ini sebagai satwa rentan alias menghadapi risiko kepunahan di alam liar. Sementara rusa ini belum masuk apendiks konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora), yang berarti belum ada izin dari otoritas buat diperdagangkan karena dapat mengancam kelangsungan hidup satwa di alam liar.
ADVERTISEMENT