Penampakan Singa Gua Berusia 28.000 Tahun Terawetkan Sangat Baik

9 Januari 2023 9:14 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Singa gua bernama Sparta berusia puluhan ribu tahun yang ditemukan di Siberia.  Foto: Courtsey of Love Dalen/Quaternary
zoom-in-whitePerbesar
Singa gua bernama Sparta berusia puluhan ribu tahun yang ditemukan di Siberia. Foto: Courtsey of Love Dalen/Quaternary
ADVERTISEMENT
Seekor anak singa gua berusia hampir 28.000 tahun ditemukan membeku di permafrost Siberia dalam keadaan terawetkan dengan sangat baik. Saking baiknya, peneliti bahkan bisa melihat setiap helai kumis yang ada di bagian wajah singa tersebut.
ADVERTISEMENT
Para peneliti di Swedia berpendapat, anak singa bernama Sparta ini menjadi salah satu mumi hewan Zaman Es paling baik yang pernah ditemukan dalam sejarah manusia. Gigi, kulit, dan jaringan lunaknya telah dimumikan oleh es. Bahkan sampai organ tubuhnya, masih tetap utuh.
Sparta adalah salah satu dari anak singa gua (Panthera spelaea) yang ditemukan terkubur di permafrost Yakutia, terletak di sudut timur laut Rusia. Dia ditemukan pada 2018 lalu oleh penduduk setempat bernama Boris Berezhnev, ketika sedang mencari gading mammoth kuno.
Musim berburu gading mammoth sendiri diketahui semakin marak seiring dengan perubahan iklim. Namun, terkadang para pemburu juga menemukan fosil hewan purba yang jauh lebih kuno. Dalam beberapa tahun terakhir, penduduk setempat telah menemukan banyak fosil berharga termasuk badak berbulu, serigala, beruang coklat, kuda, rusa kutub, dan bison dari es yang mencair. Beberapa dari fosil tersebut berusia hingga 40.000 tahun.
Sparta, singa gua yang ditemukan di Siberia. Foto: Courtsey of Love Dalen/Quaternary
Setahun sebelum Sparta ditemukan di dekat sungai Semyuelyakh, Berezhnev juga pernah menemukan bangkai singa gua lain yang jaraknya hanya 15 meter dari fosil Sparta. Fosil singa gua yang diberi nama Boris ditemukan dalam keadaan sedikit lebih banyak kerusakan ketimbang Sparta.
ADVERTISEMENT
Hasil analisis fosil menunjukkan, baik Boris maupun Sparta mati ketika mereka berusia satu atau dua bulan. Yang membedakan adalah masa mereka hidup, Boris diperkirakan hidup 15.000 tahun lebih tua ketimbang Sparta. Bangkai beku singa gua kuno sekilas banyak kemiripan dengan singa modern. Bedanya mungkin singa gua memiliki bulu lebih tebal dan tidak punya surai seperti singa Afrika modern.
Dalam karya seni manusia purba juga memang terlihat bahwa singa gua tidak punya surai. Beberapa lukisan Zaman Es, misalnya, menunjukkan pola warna gelap pada wajah singa gua, tapi tidak jelas kenapa mereka menggambarkan pola seperti itu.
Boris dan Sparta sama-sama singa gua remaja sehingga sulit menentukan apakah surai mereka akan berkembang atau tidak seiring bertambahnya usia. Alih-alih tumbuh surai, menurut peneliti sebagian besar tubuh singa gua justru ditutupi bulu coklat kekuningan. Jika singa remaja ini tumbuh besar, kemungkinan warna bulu mereka akan berubah menjadi abu-abu untuk membantu mereka berkamuflase di Kutub Utara Siberia yang dingin.
ADVERTISEMENT
Kehadiran surai ini dinilai penting karena bisa memberitahu peneliti tentang struktur sosial singa gua. Misalnya, apakah mereka hidup sendiri atau berkelompok dengan hirarki yang jelas. Saat ini para peneliti juga masih memperdebatkan apakah singa gua selama Zaman Es bergerak sendirian atau dalam berkelompok seperti singa Afrika modern.
Dalam lukisan purba dari Zaman Es yang ditemukan di gua Chauvet Prancis digambarkan bagaimana kelompok singa gua baik jantan maupun betina tengah berburu bison. Namun, ini belum bisa dijadikan bukti kuat bahwa mereka hidup berkelompok.
"Berburu dalam kelompok bisa lebih efektif daripada berburu sendirian ketika mangsanya lebih besar, dan singa gua akan memiliki banyak spesies mangsa yang tersedia di ekosistemnya, misalnya mammoth dan badak, ketika tidak ada pilihan lain yang tersedia bagi mereka," tulis peneliti dalam sebuah penelitian yang terbit di MDPI.
ADVERTISEMENT
"Selain itu, kebanggaan besar akan membantu melindungi pembunuhan mereka dari persaingan dan juga melindungi anak-anak mereka dari pemangsa."
Untuk sementara, semua informasi terkait singa gua masih bersifat dugaan. Meski peneliti telah menemukan singa gua dalam keadaan utuh, tapi mereka masih belum punya informasi cukup untuk mengungkap seluk beluk kehidupan hewan purba ini. Penelitian masih terus dilakukan untuk menjabarkan struktur sosial singa gua.