Penampakan Slamet Ramadhan Si Macan Tutul Jawa di Gunung Ciremai Terekam Kamera

29 Januari 2021 7:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Slamet Ramadhan, si macan tutul Jawa di Gunung Ciremai. Foto: Dok. KLHK dan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai
zoom-in-whitePerbesar
Slamet Ramadhan, si macan tutul Jawa di Gunung Ciremai. Foto: Dok. KLHK dan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai
ADVERTISEMENT
Akhir tahun lalu, Slamet Ramadhan si macan tutul Jawa tertangkap kamera pengintai yang terpasang di sejumlah titik Taman Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Hal itu terungkap setelah petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) dan Polisi Kehutanan (Polhut) Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) menyalin data dari tujuh ‘camera trap’ yang dipasang pada April hingga November 2020.
Menurut Idin Abidin, petugas PEH, empat kamera trap yang dipasang di TNGC berhasil merekam 2.000 video yang berisi aktivitas satwa liar Gunung Ciremai, terutama Slamet Ramadhan si macan tutul Jawa jantan.
“Hasil analisa data menyimpulkan Slamet Ramadhan tampak sehat. Ia gemuk. Berarti banyak pakan di sana. Ia pun terekam menandai wilayah jelajah dengan 'urin', 'feses', dan cakaran," kata Idin sebagaimana dikutip dalam akun instagram Gunung_Ciremai.
Idin mengatakan, macan tutul Jawa menempati habitat hujan tropis di salah satu wilayah Gunung Ciremai. Mereka biasanya hidup tak jauh dari sumber air sebagai tempat favoritnya. Tipe habitat di Gunung Ciremai, kata Idin, sama dengan habitat aslinya sehingga macan betah hidup di sana.
ADVERTISEMENT
Slamet Ramadhan adalah macan tutul jawa yang berhasil dievakuasi oleh Tim Gugus Tugas Evakuasi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, setelah sang hewan menyerang seorang warga Kampung Cimalingping, Kecamatan Kasomalang, Subang, Jawa Barat, pada 1 Juni 2019.
Ia sebelumnya dirawat di Kebun Binatang Bandung. Setelah dinyatakan sehat dan pulih, Slamet Ramadhan dipindah dan dilepasliarkan ke Taman Nasional Gunung Ciremai dengan kalung pelacak yang menempel di lehernya. Ini bertujuan untuk memonitor pergerakan dan aktivitas macan.
Saat ini, diperkirakan ada sekitar lima ekor macan di Gunung Ciremai. Per individu bisa menjelajahi antara 400 hingga 600 hektare wilayah.
Meski Slamet Ramadhan berwarna hitam seperti macan kumbang, kucing besar satu ini sejatinya masuk kategori spesies macan tutul Jawa bernama latin Panthera pardus melas. Variasi warna tubuh berwarna hitam tersebut bukanlah subspesies, melainkan spesies yang sama.
ADVERTISEMENT
Kasus perbedaan warna ini banyak dijumpai di Indonesia, Benggala, dan India. Menurut para ahli, perbedaan warna itu disebabkan oleh pigmen melanistik sehingga ada macan tutul yang memiliki warna dasar gelap.
Macan Kumbang Hitam. Foto: Getty Images
Secara umum ukuran tubuh macan jantan dewasa diukur dari moncong hingga ujung ekor, rata-rata memiliki panjang 215 cm, tinggi 60-65 cm, dan berat 52 kg. Sedangkan macan betina, punya panjang tubuh 185 cm, tinggi 60-65 cm, dan berat 39 kg.
Macan tutul Jawa merupakan satwa yang dilindungi. Kucing besar itu masuk dalam Redlist atau daftar merah IUCN dengan kategori Critically Endangered atau terancam punah serta termasuk dalam Appendix I CITES. Mereka hanya ditemukan di Pulau Jawa, Pulau Kangean, Pulau Nusakambangan dan Pulau Sempu.
ADVERTISEMENT
Menurut situs Institute Pertanian Bogor, di Provinsi Jawa Tengah macan tutul Jawa sedang mengalami kehilangan, degradasi kualitas dan fragmentasi habitat sehingga populasinya terancam punah.
Kini, macan tutul Jawa menduduki puncak rantai makanan, setelah harimau Jawa dinyatakan punah. Ancaman perburuan, kerusakan hutan sebagai habitat dan berkurangnya mangsa membawa mereka pada jurang kepunahan.
Macan Tutul Jawa di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Sekarang, pendataan populasi macan tutul Jawa di alam liar menjadi masalah krusial. Berdasarkan data IUCN pada 2008, populasi hewan ini diperkirakan hanya ada 250 ekor di alam liar. Sementara di kebun binatang, menurut data Persatuan Kebun Binatang Indonesia (PKBSI) jumlahnya berkisar 41 ekor.
Guna mencegah kepunahan pada spesies ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) Nomor P.56/Menlhk/Kum.1/2016 Tentang Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Macan Tutul Jawa Tahun 2016 – 2026. Salah satu tujuannya adalah meningkatkan populasi macan tutul Jawa di alam.
ADVERTISEMENT
Namun, banyak orang pesimistis akan pertumbuhan populasi macan tutul Jawa karena data di alam liar belum tersedia. KBB dan Taman Safari Bogor sering dijadikan opsi untuk penyelamatan sekaligus rehabilitasi macan tutul ketika konflik pecah. Kendati begitu, semakin lama dia direhabilitasi, ini akan berpengaruh pada sifat liarnya.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) mengatakan, peran masyarakat desa di sekitar kawasan konservasi macan tutul Jawa sangat berpengaruh dalam menjaga kelestarian hewan tersebut.