Penampakan Wajah Hinat Hasil Rekonstruksi dari Kerangka Wanita Arab Kuno

22 Februari 2023 8:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Begini penampakan Hinat, wanita dari suku Nabatean--Arab Kuno.  Foto:  Royal Commission for AlUla/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Begini penampakan Hinat, wanita dari suku Nabatean--Arab Kuno. Foto: Royal Commission for AlUla/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para peneliti di Arab Saudi berhasil mengungkap rupa wajah seorang wanita Nabatean yang jenazahnya dimakamkan di antara 80 kerangka di dalam kuburan berusia 2.000 tahun di Hegra, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO yang terletak di kota kuno AlUla.
ADVERTISEMENT
Kerangka bernama Hinat pertama kali ditemukan oleh para arkeolog pada 2015. Nama Hinat berasal dari prasasti yang ada di kuburan. Analisis lebih lanjut mengungkap Hinat meninggal dunia di usia sekitar 40 hingga 50 tahun. Dia memiliki tinggi 1,6 meter dan status sosialnya menengah ke atas.
Kini, para peneliti berhasil merekonstruksi wajah Hinat. Peneliti memanfaatkan pengetahuan mereka tentang forensik dan paleopatologi dalam rekonstruksi wajah tersebut, serta menggunakan tomografi terkomputerisasi (CT Scan). Selain itu, mereka juga memakai printer 3D untuk membuat perkiraan silikon dari seorang wanita berkulit gelap, dengan sebagian rambutnya tertutup kerudung.
Hinat menjadi wanita pertama dari peradaban Nabatean–Arab kuno– yang direkonstruksi wajahnya. Orang-orang Hinat sendiri tinggal di sepanjang Rute Perdagangan Dupa yang menghubungkan Arab Selatan ke Laut Mediterania, tempat mereka membuat keterampilan untuk dijual ke mancanegara. Namun, menurut AlUla Royal Commission, hanya sedikit catatan sejarah tentang suku Nabataean.
ADVERTISEMENT
Penampakan Hinat, wanita dari suku Nabatean. Foto: Royal Commission for AlUla/Reuters
“Orang-orang Nabatean adalah (masyarakat) cukup misterius: Kami tahu banyak (tentang mereka), tetapi pada saat yang sama kami hanya tahu sedikit karena mereka tidak meninggalkan jejak catatan atau tulisan apapun,” ujar Laila Nehme, arkeolog yang menjabat sebagai direktur proyek tersebut kepada National Geographic.
“Menggali makam ini adalah kesempatan bagus untuk belajar lebih banyak tentang gagasan mereka soal alam baka.”
Karena kurangnya catatan atau genetik, para peneliti dapat mengeksplor banyak sumber untuk menciptakan kembali rupa Hinat, termasuk menggunakan data arkeologi untuk memahami lebih dalam bagaimana wanita Nabataea berpakaian: salah satunya lewat potongan-potongan kain yang ditemukan di kuburan. Namun, beberapa ahli lain meragukan keakuratan rekonstruksi wajah Hinat.
“Masih ada interpretasi non-ilmiah dalam rekonstruksi wajah,” ujar Laurence Hapiot, arkeolog di King Abdullah University of Science and Technology di Saudi Arabia, sebagaimana dikutip CNN.
ADVERTISEMENT
Saat ini, wajah Hinat dipajang di Hegra Welcome Centre di AlUla.