Peneliti Analisis DNA Perempuan Jepang yang Hidup 3.800 Tahun Lalu

27 Mei 2019 15:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wajah perempuan Jepang 3.800 tahun lalu. Foto: The National Museum of Nature and Science, Tokyo
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wajah perempuan Jepang 3.800 tahun lalu. Foto: The National Museum of Nature and Science, Tokyo
ADVERTISEMENT
Ilmuwan dari Museum Nasional Alam dan Ilmu Pengetahuan di Tokyo telah menganalisis DNA wanita yang hidup di Jepang pada 3.500 hingga 3.800 tahun lalu. Analisis tersebut membantu para ilmuwan untuk mengumpulkan cerita tentang sejarah selama periode Jomon di Jepang.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel DNA dari gigi geraham yang ditemukan dari potongan tulang tengkorak wanita yang diambil dari situs arkeologi Funadomari di pulau Rebun, Hokkaido, Jepang.
Setelah mengumpulkan seluruh genom, para ilmuwan menyimpulkan bahwa orang-orang Jomon memiliki karakteristik berkulit gelap dengan mata cokelat, bintik-bintik, dan rambut keriting. Karakteristik itu sangat berbeda dengan masyarakat Jepang modern.
Genom wanita ini juga menunjukkan, bahwa orang Jomon secara genetik dekat dengan etnis di wilayah pesisir Asia Timur dan timur jauh Rusia hingga Semenanjung Korea, termasuk pribumi Taiwan.
Penemuan tengkorak perempuan Jepang dari 3.800 tahun lalu. Foto: The National Museum of Nature and Science, Tokyo
Selain itu, analisis ini juga memberikan pengetahuan tentang gaya hidup budaya Jomon. Masyarakat Jomon diduga memiliki variasi genetik yang relatif langka yang memungkinkan memiliki metabolisme dengan diet tinggi lemak.
ADVERTISEMENT
Dengan banyaknya temuan tersebut, para ilmuwan menemukan varian itu banyak ditemukan di populasi Arktik. Selain itu, gen tersebut sepertinya memiliki tingkat toleransi yang cukup kuat terhadap minuman keras, karena variasi gen yang tidak umum pada populasi Asia Timur.
Periode Jomon, juga dikenal sebagai periode Neolitik Jepang, berlangsung sejak 10500 SM hingga 300 SM. Masa-masa ketika zaman es mulai mencair, hutan dan padang rumput mulai tumbuh subur di kepulauan Jepang.
Periode Jomon merupakan budaya memburu dan memancing. Budaya ini juga dikenal dengan pembuatan alat berburu dan karya tembikar. Wilayah yang telah dibangun warga Jomon, kini menjadi subjek penelitian banyak peneliti.