Peneliti Ciptakan Baterai Fluoride, Jauh Lebih Kuat dari Baterai Biasa

11 Desember 2018 12:05 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi baterai ponsel (Foto: Dok.Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi baterai ponsel (Foto: Dok.Pixabay)
ADVERTISEMENT
Para peneliti dari California Institute of Technology (Caltech) di Amerika Serikat menciptakan sebuah baterai yang jauh lebih kuat daripada baterai yang ada sekarang. Berbeda dengan kebanyakan baterai yang menggunakan lithium, baterai ini menggunakan fluoride.
ADVERTISEMENT
Tim peneliti Caltech berhasil membuat baterai fluoride cair yang bisa diisi ulang. Hasil temuan ini telah dipublikasikan di jurnal Science.
"Baterai fluoride bisa memiliki densitas energi yang lebih tinggi, artinya mereka bisa bertahan lebih lama, sekitar delapan kali lebih lama dibanding baterai yang ada sekarang," ujar salah satu tim riset Professor Robert Grubbs, ahli kimia Caltech sekaligus pemenang Hadiah Nobel Kimia 2005.
"Namun Fluoride bisa cukup menantang untuk dipelajari, secara khusus karena mereka sangat korosif dan reaktif," tambahnya dikutip dari IFL Science.
Ilustrasi elektrolit dalam riset dalam skala atom. (Foto: Brett Savoie/Purdue University)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi elektrolit dalam riset dalam skala atom. (Foto: Brett Savoie/Purdue University)
Baterai bekerja dengan menggerakkan sejumlah atom bermuatan listrik pada suatu arah tertentu. Baterai mengakumulasikan energi dan melepaskannya kembali ketika muatan listrik berpindah dari satu elektroda ke elektroda lain dalam sebuah larutan cair yang bernama elektrolit.
ADVERTISEMENT
Pemimpin riset, Victoria Davis, berhasil menemukan elektrolit yang efektif bekerja dengan fluoride. Elektrolit ini dikenal sebagai bis(2,2,2-trifluoroethyl)ether, atau BTFE. Pelarut ini berhasil menjaga ion dari fluoride tetap stabil.
Ilustrasi baterai fluoride. Baterai menciptakan listrik, ion-ion bermuatan listrik berwarna hijau dan ungu bergerak dari dan ke Anode dan Cathode. (Foto: Brett Savoie/Purdue University)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi baterai fluoride. Baterai menciptakan listrik, ion-ion bermuatan listrik berwarna hijau dan ungu bergerak dari dan ke Anode dan Cathode. (Foto: Brett Savoie/Purdue University)
"Untuk baterai yang bisa bertahan lebih lama, kami harus menggerakkan muatan listrik dalam jumlah yang lebih besar," ujar salah satu peneliti dalam riset, Simon Jones.
"Dalam riset baru ini, kami menunjukkan bahwa anion (ion fluoride yang bermuatan negatif) bisa punya peran penting dalam ilmu baterai karena kami juga berhasil menunjukkan bahwa fluoride bisa bekerja dalam voltase yang tinggi," tambah dia.
Selanjutnya, tim peneliti melakukan simulasi untuk mendalami elektrolit dan meningkatkan performa serta stabilitas baterai fluoride cair ini. Menurut mereka, meski baterai ini masih dalam tahap penelitian awal, di masa depan ia punya potensi besar untuk menggantikan baterai lithium yang umum dipakai sekarang.
ADVERTISEMENT