Peneliti Deteksi Asteroid Raksasa yang Berpotensi Menabrak Bumi

10 November 2022 6:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi asteroid. Foto: Oliver Denker/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi asteroid. Foto: Oliver Denker/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebuah asteroid “pembunuh planet” yang bersembunyi di bawah sinar Matahari akhirnya terdeteksi. Peneliti menyebut batu ruang angkasa raksasa itu bisa menabrak Bumi suatu hari nanti.
ADVERTISEMENT
Asteroid yang masuk kategori “berpotensi berbahaya’ ini punya lebar 1,5 kilometer dan diberi nama 2022 AP7. Dia adalah satu dari beberapa batuan ruang angkasa besar yang baru-baru ini ditemukan oleh para astronom di dekat orbit Bumi dan Venus.
Saat ini, 2022 AP7 tengah melintasi orbit Bumi. Sementara Bumi berada di sisi berlawanan dari Matahari. Para ilmuwan mengatakan, dalam waktu ribuan tahun ke depan, asteroid dan Bumi perlahan-lahan akan mulai melintasi titik yang lebih dekat sehingga meningkatkan kemungkinan bencana tabrakan.
Asteroid 2022 AP7 ditemukan bersama dua asteroid dekat Bumi lainnya. Peneliti menemukannya menggunakan Cerro Tololo Inter-American Observatory di Chili dan temuannya telah dipublikasikan di The Astronomical Journal pada 29 September 2022.
ADVERTISEMENT
“Sejauh ini kami telah menemukan dua asteroid besar dekat Bumi (NEA) yang lebarnya sekitar 1 km, ukuran yang kami sebut pembunuh planet,” kata Scott Sheppard, penulis utama studi yang merupakan astronom di Carnegie Institution for Science di Washington, DC.
Ilustrasi asteroid. Foto: SugaBom86/Shutterstock
Asteroid “pembunuh planet” adalah batuan luar angkasa besar yang bisa menyebabkan kepunahan massal jika bertabrakan dengan Bumi. Untuk menemukan asteroid ini, para astronom menggunakan Cerro Tololo Víctor M. Blanco 4-meter Telescope’s Dark Energy Camera dan memindai tata surya bagian dalam.
Silau Matahari telah membuat pengamatan terhambat sehingga mereka hanya memiliki kesempatan 10 menit di waktu senja menuju malam untuk melakukan pengamatan detail.
"Kemungkinan hanya ada beberapa NEA dengan ukuran yang sama yang belum ditemukan, dan asteroid besar yang belum ditemukan ini kemungkinan memiliki orbit yang membuat mereka tetap berada di dalam orbit Bumi dan Venus hampir sepanjang waktu." tambah Sheppard sebagaimana dikutip Live Science.
ADVERTISEMENT
NASA menandai setiap objek luar angkasa yang berada dalam jarak 193 juta km dari Bumi sebagai "objek dekat Bumi" dan mengklasifikasikan benda besar apa pun dalam jarak 7,5 juta km dari Bumi sebagai "berpotensi berbahaya”. Menggunakan Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS), NASA telah mendeteksi 28.000 asteroid, di mana 700 di antaranya masuk dalam kategori asteroid dekat Bumi.
Ilustrasi satelit DART menghantam asteroid Dimorphos Foto: NASA
Dua dari asteroid yang terdeteksi oleh ATLAS, 2019 MO dan 2018 LA, benar-benar menabrak Bumi. Pertama meledak di lepas pantai selatan Puerto Rico dan yang kedua mendarat di dekat perbatasan Botswana dan Afrika Selatan. Beruntung, kedua asteroid tersebut berukuran kecil dan tidak menyebabkan kerusakan apa pun.
NASA telah memperkirakan lintasan semua objek dekat Bumi di akhir abad ini. Menurut NASA, Bumi tak akan menghadapi bahaya yang disebabkan oleh asteroid apokaliptik, setidaknya selama 100 tahun ke depan. Tapi faktanya, prediksi ini tak bisa membuat astronom berhenti mencari asteroid berbahaya. Karena potensi benda luar angkasa masuk dan meledak di Bumi masih ada.
ADVERTISEMENT
Seperti pada Maret 2021, misalnya, sebuah meteor seukuran bola bowling meledak di atas Vermont dengan kekuatan 200 kilogram TNT. Lebih parah lagi ledakan meteor pada 2013 di atas kota Chelyabinsk, Rusia, menghasilkan ledakan yang kira-kira setara dengan 400 hingga 500 kiloton TNT atau 26 hingga 33 kali energi yang dikeluarkan bom Hiroshima. Ledakan itu melukai 1.500 orang.
Saat ini, badan antariksa di seluruh dunia sedang mengerjakan kemungkinan cara untuk menghalau asteroid berbahaya yang berpotensi menabrak Bumi. Pada 26 September 2022, pesawat ruang angkasa Double Asteroid Redirection Test (DART) berhasil mengalihkan jalur asteroid Dimorphos dengan cara menabraknya, mengubah orbit asteroid sebesar 32 menit dalam tes pertama sistem pertahanan planet Bumi.
China juga telah melakukan hal yang sama dengan menghantamkan 23 roket Long March 5 ke asteroid Bennu.
ADVERTISEMENT