Peneliti di TN Gunung Halimun Papasan dengan Anak Macan Tutul Jawa, Ini Videonya

1 Maret 2022 18:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi macan tutul Jawa. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi macan tutul Jawa. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Para peneliti dan staf Balai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS) tak sengaja berpapasan dengan anak macan tutul Jawa. Momen itu diabadikan lewat rekaman video berdurasi beberapa detik dan dibagikan di akun Instagram @btn_gn_halimunsalak.
ADVERTISEMENT
Dalam video tersebut terlihat bagaimana anak tutul Jawa tengah berjalan santai di jalan aspal yang sering dilalui kendaraan. Peristiwa itu terjadi di area Star Energy, perusahaan energi panas Bumi, pada 27 Februari 2022.
Berdasarkan hasil investigasi para peneliti TNGHS, macan itu berjenis kelamin betina dengan usia sekitar 1 tahun. Di area tersebut diketahui ada lebih dari 11 macan tutul liar.
“Sekitar jam enam, jadi kita baru (turun) enggak jauh dari lokasi sini, jadi ada pertigaan di sekitar awi tiga dan awi lima, di turunan belokan, saat itu kita memang mau ke bawah, ada anak macan jalan, terus diam, jalan lagi,” ujar drh. Septi Dewi Cahaya, veteriner di Balai Taman Gunung Halimun-Salak.
ADVERTISEMENT
“Kita ikuti, tapi dia tidak merasa terganggu. Jarang sekali dapat foto langsung dari kamera, biasanya kan dari kamera trap, jarang sekali dari kamera hp.”
Bagi Septi, ini adalah pengalaman pertamanya bertemu langsung dengan macan tutul liar di habitat aslinya. Septi bilang, penampakan seperti ini juga terbilang langka, sebab si macan tidak merasa terganggu saat tim mengikutinya dari belakang. Ditemukannya anak macan, menandakan bahwa habitat di sana terjaga dengan baik.

Macan tutul Jawa terancam punah

Meski tubuh macan berwarna hitam seperti macan kumbang, kucing besar yang satu ini sejatinya masuk kategori spesies macan tutul Jawa bernama latin Panthera pardus melas. Variasi warna hitam tersebut bukanlah subspesies, melainkan spesies yang sama.
Kasus perbedaan warna ini banyak dijumpai di Indonesia, Benggala, dan India. Menurut para ahli, perbedaan warna terjadi karena pigmen melanistik sehingga ada macan tutul yang memiliki warna dasar gelap.
ADVERTISEMENT
Secara umum ukuran tubuh macan jantan dewasa diukur dari moncong hingga ujung ekor, rata-rata memiliki panjang 215 cm, tinggi 60-65 cm, dan berat 52 kg. Sedangkan macan betina, punya panjang tubuh 185 cm, tinggi 60-65 cm, dan berat 39 kg.
Macan tutul Jawa merupakan satwa yang dilindungi. Kucing besar ini masuk dalam Red List atau daftar merah IUCN dengan kategori Critically Endangered atau terancam punah serta termasuk dalam Appendix I CITES. Mereka hanya bisa ditemukan di Pulau Jawa, Pulau Kangean, Pulau Nusakambangan dan Pulau Sempu.
Slamet Ramadhan, si macan tutul Jawa di Gunung Ciremai. Foto: Dok. KLHK dan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai
Menurut situs Institute Pertanian Bogor, di Provinsi Jawa Tengah, macan tutul Jawa sedang mengalami kehilangan, degradasi kualitas dan fragmentasi habitat sehingga populasinya terancam punah.
Saat ini mereka menduduki puncak rantai makanan, setelah harimau Jawa dinyatakan punah. Ancaman perburuan, kerusakan hutan sebagai habitat dan berkurangnya mangsa membawa mereka pada jurang kepunahan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pendataan populasi macan tutul Jawa di alam liar juga menjadi masalah krusial. Berdasarkan data IUCN pada 2008, populasi hewan ini diperkirakan hanya ada 250 ekor di alam liar. Sementara di kebun binatang, menurut data Persatuan Kebun Binatang Indonesia (PKBSI) jumlahnya berkisar 41 ekor.
Guna mencegah kepunahan pada spesies ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) Nomor P.56/Menlhk/Kum.1/2016 Tentang Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Macan Tutul Jawa Tahun 2016 – 2026. Salah satu tujuannya adalah meningkatkan populasi macan tutul Jawa di alam.
Namun, banyak orang pesimistis akan pertumbuhan populasi macan tutul Jawa karena data di alam liar belum tersedia. KBB dan Taman Safari Bogor sering dijadikan opsi untuk penyelamatan sekaligus rehabilitasi macan tutul ketika konflik pecah. Kendati begitu, semakin lama dia direhabilitasi, ini akan berpengaruh pada sifat liarnya.
ADVERTISEMENT
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) mengatakan, peran masyarakat desa di sekitar kawasan konservasi macan tutul Jawa sangat berpengaruh dalam menjaga kelestarian hewan tersebut.