Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Peneliti: Dinosaurus Mungkin Masih Hidup jika Astroid Gak Tabrak Bumi
6 Mei 2025 14:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Selama puluhan tahun, para ilmuwan memperdebatkan apakah dinosaurus memang sudah berada di ambang kepunahan sebelum asteroid raksasa menghantam Bumi pada 66 juta tahun yang lalu. Namun studi terbaru membalik asumsi lama tersebut, membuka kemungkinan reptil purba masih hidup jika bencana itu tidak ada.
ADVERTISEMENT
Riset yang dipimpin oleh Chris Dean, ahli paleontologi dari University College London, menemukan dinosaurus tidak sedang mengalami penurunan keberagaman atau populasi sebelum peristiwa asteroid. Justru, data fosil yang selama ini digunakan untuk mendukung hipotesis penurunan itu kemungkinan besar bias atau tidak lengkap akibat kondisi geologi yang kurang mendukung proses fosilisasi.
Peneliti menganalisis sekitar 8.000 catatan fosil dari Amerika Utara yang berasal dari Zaman Kapur Akhir (83,6 juta hingga 66 juta tahun lalu), mencakup empat keluarga dinosaurus: Ankylosauridae, Ceratopsidae, Hadrosauridae, dan Tyrannosauridae.
Hasil awal memang menunjukkan keberagaman dinosaurus menurun 6 juta tahun sebelum asteroid menghantam. Namun tidak ditemukan bukti lingkungan atau faktor alam lain yang dapat menjelaskan penurunan ini secara logis. Bahkan, keberagaman mereka kemungkinan tetap tinggi, tetapi tidak tercatat dalam fosil karena kondisi geologi saat itu tidak mendukung pelestarian fosil.
ADVERTISEMENT
“Dinosaurus mungkin tidak ditakdirkan punah pada akhir era Mesozoikum (252 juta hingga 66 juta tahun lalu)," kata Alfio Alessandro Chiarenza, rekan penulis studi, mengutip Live Science.
Penemuan ini membuka pandangan baru tentang bagaimana bias dalam catatan fosil dapat membentuk pemahaman ilmiah selama beberapa dekade, dan yang paling mengejutkan, dinosaurus bisa saja masih berjalan di Bumi hingga kini jika tidak musnah karena kejatuhan batu luar angkasa raksasa. Hasil risetnya sudah terbit di jurnal Current Biology.