Peneliti: Krisis Perubahan Iklim Bisa Bikin Manusia Jadi Kanibal

16 September 2019 10:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perubahan iklim. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perubahan iklim. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Baru-baru ini seorang peneliti Swedia mengajukan sebuah pertanyaan kontroversial di sebuah acara seminar. "Bisakah kita membayangkan bahwa kita akan memakan daging manusia?" tanya dia.
ADVERTISEMENT
Magnus Söderlund adalah peneliti perilaku manusia dari Stockholm School of Economics yang memberi pertanyaan itu di acara Gastro Summit di Stockholm, Swedia. Ia mengatakan bahwa konsekuensi dari semakin meningkatnya temperatur global adalah makanan akan semakin sulit didapat. Hal ini akan membuat manusia terpaksa mencari alternatif lain.
Menurut Söderlund, alternatif lain itu bisa termasuk serangga semacam belalang, atau cacing. Tapi, ia menambahkan, alternatif lain itu juga termasuk daging manusia. Söderlund mengatakan bahwa dengan terbiasa memakan daging manusia, orang-orang mungkin akan menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak begitu tabu.
Perubahan iklim Foto: Pixabay
Söderlund tidak meneliti nutrisi atau nilai ekonomi dari suplai global makanan manusia. Ia mempelajari reaksi psikologi orang, seperti para peserta Gastro Summit, ketika mendapat pertanyaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya ide untuk menggunakan kanibalisme untuk menyuplai makanan manusia bukan hal baru. Pada 2018 lalu, ahli biologi evolusi Richard Dawkins membuka pertanyaan apakah mungkin untuk membuat daging dari sel manusia di laboratorium untuk dikonsumsi.
Sama seperti Söderlund, Dawkins juga menganggap ide kanibalisme sebagai suatu hal yang menarik. Hal ini, menurut Dawkins, bisa mengungkap apakah manusia bisa melawan faktor jijik untuk melakukan suatu hal yang dianggap baik, seperti mengurangi emisi gas rumah kaca.
Meski begitu, ide kanibalisme ini penuh masalah. Genevieve Guenther, direktur End Climate Silence, organisasi non profit yang peduli pada perubahan iklim, mengatakan bahwa kanibalisme bukan solusi bagi perubahan iklim.
Seseorang membawa poster di glester Okjokull, Islandia, yang terdampak akibat perubahan iklim. Foto: AP
"Memberi ide bahwa kanibalisme adalah solusi bagi perubahan iklim sama buruknya dengan menentang bahwa perubahan iklim itu benar-benar ada," ujar Guenther sebagaimana dilansir Business Insider.
ADVERTISEMENT
"Saya rasa ini seharusnya tidak ditanggapi serius," lanjut dia.
Bagi Dawkins dan Söderlund, kanibalisme mungkin menjadi cara untuk mempersiapkan masa depan ketika sejumlah sumber makanan hilang. Sebab, di masa depan bencana akibat perubahan iklim, seperti banjir, kekeringan, dan panas ekstrem, akan semakin sering terjadi. Hal itu bisa membuat sejumlah hasil pertanian dan perkebunan jadi sulit tumbuh.
Söderlund memberi saran untuk mengambil daging dari mayat manusia dan menjadikannya makanan bagi manusia lain. Sedangkan Dawkins menyarankan untuk mengembangkan sebuah sel dari manusia dan menjadikannya daging di laboratorium.
Tapi, tentu saja ada masalah etis di balik dua saran itu.
"Ide bahwa kita bisa melakukan hal ini secara sistematis dan rasional sangat absurd," kata Guenther. “Ini bisa berarti bahwa kebudayaan kita telah turun menjadi barbar," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, banyak cara lain, yang tidak separah ini, yang bisa memastikan manusia bisa memiliki cukup makanan di masa depan.
Misalnya, dengan meningkatkan cara kita mengelola makanan. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang dibentuk Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pernah menerbitkan laporan bahwa seperempat makanan di seluruh dunia terbuang. Jadi, dengan meningkatkan cara makanan dipanen, disimpan, dan dikirim, kita bisa mengatasi masalah kekurangan makanan tulis laporan itu.
Kekeringan akibat perubahan iklim di Danau Poopo, Departemen Oruro, Bolivia. Foto: Reuters/David Mercado
Selain itu, ide kanibalisme juga bisa berbahaya bagi manusia. Sebab, ada penyakit mematikan yang berhubungan dengan praktik memasak dan memakan daging manusia.
Tetapi, perubahan iklim pernah mendorong para pendahulu manusia modern untuk melakukan kanibalisme. 100.000 tahun lalu, Bumi mengalami peningkatan drastis temperatur global yang membuat banyak spesies besar punah.
ADVERTISEMENT
Hal ini membuat sejumlah manusia Neanderthal di Eropa Barat tidak memiliki sumber makanan yang konsisten. Menurut hasil sebuah riset yang dipublikasikan di Journal of Archaeological Science pada April 2019, kondisi ini membuat manusia Neanderthal melakukan praktik kanibalisme.
Kendati demikian, Guenther mengatakan jika masyarakat modern sekarang melakukan kanibalisme, ini berarti kebudayaan manusia sudah berada di tahap sangat parah akibat perubahan iklim.
"Jika kita sampai pada titik di mana kita menjadikan mayat manusia sebagai sumber makanan, kita berarti memiliki masalah yang lebih besar di tangan kita," ujar Guenther.
"Ini berarti bahwa kita telah gagal memitigasi krisis iklim," imbuhnya.