Peneliti Peringatkan Ancaman Asteroid bagi Kehidupan Bumi
ADVERTISEMENT
Para peneliti membunyikan alarm bahaya ancaman asteroid terhadap kehidupan di Bumi dan menyebut bahwa Amerika Serikat tidak memiliki cukup teknologi untuk mencegah bencana itu terjadi.
ADVERTISEMENT
“Tidak ada yang ditugaskan untuk melakukan mitigasi,” kata Peter Garretson, mantan ahli strategi luar angkasa Angkatan Udara AS sekaligus ahli pertahanan planet sebagaimana dikutip New York Post.
“Kongres memang menetapkan undang-undang bahwa Gedung Putih harus mengidentifikasi siapa yang pantas bertanggung jawab, tetapi sampai saat ini belum ada tindakan apa pun.”
Danica Remy, presiden B612 Foundation mengatakan kepada Politico, ada sekitar 3 juta asteroid yang melayang di luar angkasa dan terbang di sekitar Bumi. Remy mengatakan bahwa penelitian saat ini telah memetakan luar angkasa dengan cukup rinci, termasuk benda-benda yang bergerak dekat Bumi.
ADVERTISEMENT
Saat ini, B612 Foundation sedang memantau asteroid yang bergerak dekat Bumi dan sejauh ini tidak ada benda luar angkasa yang berisiko membahayakan.
Isu soal potensi asteroid menabrak Bumi kembali muncul setelah NASA bersiap meluncurkan misi pertama untuk menguji apakah mereka bisa mengubah lintasan asteroid di jalur yang berisiko membahayakan Bumi. NASA berencana akan mengirim roket Double Asteroid Redirection Test (DART) dengan kecepatan 24.000 km per jam ke asteroid Dimorphos.
DART dijadwalkan akan lepas landas pada 24 November 2021. NASA menegaskan, asteroid Dimorphos bukan lah ancaman bagi Bumi. Adapun pengiriman roket DART ke Dimorphos murni untuk penelitian.
Faktanya, tak hanya AS yang telah menganggap asteroid sebagai masalah bagi keamanan nasional, China juga telah meningkatkan perhatiannya ke pertahanan planet Bumi. Pada November ini, para ilmuwan China menerbitkan sebuah makalah yang menyerukan penaklukan kinetik yang dirakit, untuk mengatasi ancaman benda luar angkasa.
ADVERTISEMENT