news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Peneliti Temukan Bukti Langka Jasad Orang yang Mati Disalib

6 Juni 2018 20:27 WIB
comment
100
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi disalib. (Foto: raheel9630 via pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi disalib. (Foto: raheel9630 via pixabay)
ADVERTISEMENT
Dalam Bibel, dijelaskan bagaimana Yesus dieksekusi dengan cara disalib. Metode penyiksaan yang populer di masa Romawi itu memang menimbulkan misteri karena dianggap salah satu hukuman yang sangat berat.
ADVERTISEMENT
Peneliti dari universitas di Ferrara dan Florence, Italia, baru saja menemukan sisa tubuh seorang pria di daerah Italia Utara yang menunjukkan tanda-tanda jika ia meninggal setelah disalib.
Studi ini telah dipublikasikan di jurnal Archaeological and Anthropological Sciences.
Hasil temuan ini terbilang langka, sebab meski diketahui bahwa penyaliban banyak digunakan sebagai hukuman pada masa Romawi kuno, tidak banyak peninggalan atau bukti arkeologi atas hukuman tersebut.
Peninggalan Romawi, Koloseum. (Foto: Katitjuntja via pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Peninggalan Romawi, Koloseum. (Foto: Katitjuntja via pixabay)
Menurut laporan Live Science, para peneliti tersebut berhasil menemukan sisa-sisa tubuh tersebut di daerah bernama Gavello yang berjarak 40 kilometer di sebelah barat daya Venice.
Para peneliti kemudian melakukan uji genetika serta biologis atas sisa-sisa tubuh si pria tersebut. Berdasarkan hasil pengujian itu, diketahui bahwa si pria memiliki berat badan di bawah rata-rata dan juga tubuh yang sangat kurus. Selain itu, diduga pria itu berusia antara 30 hingga 34 tahun saat meninggal.
ADVERTISEMENT
Kurangnya barang persembahan yang ada di makam si pria menimbulkan dugaan bahwa ia adalah seorang budak yang dimakamkan tanpa upacara pemakaman Romawi.
Selain itu, ditemukan juga bahwa ada bekas patah tulang di bagian tulang tumit dari pria tersebut. Hal ini memberikan dugaan kakinya sempat dipaku saat disalib.
Awal mula hukuman salib
Dalam studi tersebut, Emanuela Gualdi, antropolog medis di University of Ferrara sekaligus anggota tim studi, menjelaskan bahwa bangsa Romawi pertama kali mempelajari hukuman salib dari bangsa Kartago.
Selama ribuan tahun, bangsa Romawi menggunakan hukuman salib sebagai salah satu bentuk hukuman berat hingga akhirnya jenis hukuman salib dilarang oleh Kaisar Constantine pada abad ke-4.
Lukisan Kaisar Constantine di Hagia Sofia. (Foto: wikimedia commons.)
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan Kaisar Constantine di Hagia Sofia. (Foto: wikimedia commons.)
Hukuman salib sendiri didesain untuk memberikan rasa sakit dalam waktu lama kepada korbannya. Biasanya kaki dari korban dan juga pergelangan tangannya dipaku pada salib kayu, menyebabkan mereka akan mengalami kematian yang lambat serta menyiksa. Para peneliti menjelaskan bahwa biasanya korban membutuhkan beberapa hari sebelum mati.
ADVERTISEMENT
Selain itu tubuh para korban seringkali dibiarkan membusuk atau dimakan oleh binatang liar di salib tempat hukumannya. Namun dalam beberapa kasus, tubuh korban juga dikuburkan, seperti dalam temuan terbaru ini.
Temuan langka
Salah satu kejadian penyaliban paling ternama adalah eksekusi Yesus, yang dijelaskan dalam Bibel terjadi di Yerusalem sekitar tahun 30 atau 36 Masehi.
Namun, tidak ada bukti arkeologi yang pernah ditemukan atas kejadian tersebut. Sebelum adanya temuan ini, satu-satunya bukti arkeologi atas penyaliban adalah temuan sisa-sisa tubuh seorang pria yang ditemukan di Yerusalem pada 1968.
Yesus terbang ke langit (Foto: John Singleton Copley)
zoom-in-whitePerbesar
Yesus terbang ke langit (Foto: John Singleton Copley)
Menurut para peneliti, memang sangat sulit untuk mengidentifikasi korban penyaliban dari masa Romawi, sebab keadaan tulang-belulang dari korban yang sudah sangat tua menyulitkan peneliti mempelajari bekas luka akibat penyaliban.
ADVERTISEMENT
Hal itulah yang membuat temuan terbaru ini langka dan menyimpan banyak misteri untuk diungkap.
"Kita tidak bisa mengetahui apakah ia seorang tawanan perang, tapi jika melihat dari cara penguburannya ada indikasi bahwa ia adalah seseorang yang dianggap berbahaya atau tercela di mata masyarakat Romawi," kata Gualdi.